Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Kapal Perang Rusia Serang Kapal Inggris yang Masuk Perairan Crimea
24 Juni 2021 12:38 WIB
·
waktu baca 3 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 14:13 WIB

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kapal perang melintas hingga 3 km di dalam garis perbatasan perairan Rusia, Cape Fiolent, di Laut Hitam, pada Rabu (23/6) siang.
Diketahui, wilayah perairan sebuah negara meluas hingga 22 km (12 mil laut) dari garis pantai. Jika ada kapal perang yang melewati perbatasan tersebut, maka diperlukan izin dari negara yang bersangkutan, demikian dikutip dari CNN.
Dilansir BBC, akibat tindakan “berbahaya” Inggris tersebut, Rusia akhirnya melepaskan tembakan peringatan dan menjatuhkan bom ke jalur pelayaran HMS Defender.
Kedutaan Besar Rusia untuk Inggris menyatakan kecamannya dan menyebut kapal perang tersebut sebagai ‘Provokator’.
“HMS Defender (Pelindung) berubah menjadi HMS Provocateur (Provokator) dan melanggar perbatasan Rusia. Ini bukan sebuah transit ‘rutin’, kan?” tulisnya dalam akun Twitter resmi.
ADVERTISEMENT
Kementerian Pertahanan Rusia melihat tindakan kapal Inggris itu sebagai “pelanggaran yang menjijikan” atas Konvensi Hukum Laut PBB dan meminta awak kapal HMS Defender untuk diperiksa.
Bantahan Inggris
Menanggapi hal tersebut, Inggris dengan tegas membantah klaim pengusiran oleh Rusia dengan mengatakan bahwa HMS Defender melakukan pelayaran dari Odessa, Ukraina, menuju Georgia.
Kapal ini diketahui tengah berada di Pelabuhan Odessa, selatan Ukraina, sejak awal pekan ini.
“Kapal Perang Angkatan Laut Kerajaan melakukan perlintasan damai melalui perairan wilayah Ukraina yang sesuai dengan hukum laut internasional,” ujar Kementerian Pertahanan Inggris dalam akun Twitternya.
Lebih lanjut, Inggris menjelaskan Angkatan Laut Rusia saat itu tengah melakukan latihan militer di Laut Hitam. Sebelum dimulainya latihan, Rusia telah memberikan peringatan soal kegiatan tersebut.
ADVERTISEMENT
“Tidak ada tembakan yang diarahkan pada HMS Defender, dan kami tidak mengakui klaim bahwa bom dijatuhkan di jalur pelayaran kapal,” ungkapnya.
Untuk mencapai Georgia, HMS Defender melewati bagian selatan Semenanjung Crimea. Wilayah tersebut sudah dianeksasi oleh Rusia dari Ukraina pada 2014 lalu. Perebutan secara paksa tersebut tidak diakui secara internasional.
Pemerintah Rusia bersikeras mengakui bahwa Semenanjung beserta perairannya adalah wilayah milik Rusia, sementara Inggris menyebutkan bahwa kapalnya melintasi perairan Ukraina yang memang sudah biasa dilewati dan merupakan rute transit yang diakui secara internasional.
Seorang sumber mengatakan kepada BBC bahwa HMS Defender tak bermaksud untuk menyulut perselisihan dengan Rusia, tetapi untuk menegaskan hak kebebasan navigasi di perairan internasional.
Menurut situs resmi Angkatan Laut Kerajaan Inggris, HMS Defender adalah kapal perusak (Destroyer) tipe 45. Kapal ini tengah melaksanakan misi di Laut Hitam.
ADVERTISEMENT
Laporan Wartawan BBC dari HMS Defender
Pernyataan Pemerintah Inggris tersebut malah bertolak belakang dengan laporan seorang wartawan BBC, Jonathan Beale, yang saat itu tengah berada di HMS Defender.
Beale melaporkan bahwa sebelum insiden terjadi, ia melihat sebanyak 20 jet tempur Rusia di langit lokasi perselisihan serta dua kapal penjaga pantai Rusia.
“Dua kapal penjaga Rusia yang membayangi Kapal Perang Angkatan Laut Kerajaan, mencoba memaksa kapal Inggris untuk mengubah arah pelayarannya. Dalam satu kesempatan, salah satu kapal Rusia bahkan berlayar mendekat hingga jarak 100 meter,” jelas Beale.
Kemudian, peringatan keras terdengar dari radio HMS Defender, yang menyatakan bahwa jika Kapal Inggris tidak mengubah arah pelayarannya, Rusia akan melepaskan tembakan.
“Kami mendengar suara tembakan dari kejauhan, tetapi diyakini, tembakan tersebut berada di luar jangkauan,” katanya.
ADVERTISEMENT