Kapolres Depok: Penyelidikan Kasus Akseyna Tak Pernah Ditutup

27 Juni 2024 11:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peringatan tujuh tahun kematian Akseyna di danau Kenanga UI. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Peringatan tujuh tahun kematian Akseyna di danau Kenanga UI. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Polisi memastikan penyelidikan kasus kematian mahasiswa Fakultas MIPA Universitas Indonesia, Akseyna Ahad Dori, pada tahun 2015, terus berjalan.
ADVERTISEMENT
Kapolres Metro Depok, Kombes Arya Perdana, mengatakan, pengusutan perkara ini tidak pernah dihentikan. Pencarian alat bukti juga masih dilaksanakan penyidik.
"Bukan mau membuka lagi, kasusnya masih terbuka. Kasus masih terbuka dan gak pernah ditutup, dan kewajiban saya adalah mencari alat bukti semaksimal mungkin untuk melanjutkan kasus ini," ujar Arya di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (27/6).
Prosesi pemakaman Akseyna Ahad Dori. Foto: Facebook/Peduli Akseyna
Arya mengakui ada beberapa kendala yang ditemui penyidik dalam mengusut kasus yang sudah 9 tahun bergulir ini. Misalnya, mulai dari awal penemuan jasad Akseyna.
Jasad baru ditemukan setelah 2 hari tenggelam di Danau Kenanga, Kampus UI, Depok. Proses identifikasi pun memakan waktu 4 hari, hingga jasad itu dikenali sebagai Akseyna.
"Ada waktu 6 hari buat si pelaku --kalau memang benar dibunuh ya--, itu untuk menghilangkan barang bukti, mengubah apa, segala macam. Nah, itu jadi gap pada saat penyidik awal dulu mencari alat bukti," ungkap dia.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa orang yang memang sudah diduga polisi sebagai pelaku. Namun, hingga kini belum ada alat bukti yang bisa menjeratnya sebagai tersangka.
"Saksi-saksi sudah diperiksa, tetapi gak ada yang tahu kejadian persisnya. Kos-kosan sudah diperiksa, tapi kos-kosan sudah bersih. Ada orang yang diduga tetapi kan gak ada alat bukti yang mengarah ke situ, kita lagi cari alat bukti lain," beber Arya.
Saat ini, polisi masih mengupayakan pemeriksaan alat bukti lainnya yang diharapkan dapat mengungkap kasus ini.
Akseyna Ahad Dori. Foto: Facebook/Peduli Akseyna
"Ada tulisan tangan Akseyna kan kita serahkan sama ahli grafologi, sama ahli yang tanda tangan, lagi di ini kan lagi (diteliti) misalnya seperti apa," katanya.
Akseyna Ahad Dori ditemukan tewas mengambang di Danau Kenanga, Kampus UI Depok, pada Maret 2015.
ADVERTISEMENT
Saat ditemukan, jasad pemuda tersebut sudah sulit untuk dikenali. Terdapat luka lebam di wajah dan badan yang sudah membengkak. Tak ada kartu identitas yang ditemukan bersama jasad korban.
Awalnya polisi menyebut kematian Akseyna akibat bunuh diri, yang langsung dibantah oleh orang tua korban. Namun belakangan, polisi meralat pernyataan tersebut karena ditemukan luka lebam di bagian kepala yang diduga sebagai hasil penganiayaan. Penemuan fakta ini sempat membuat polisi melakukan gelar perkara ulang. Namun kasus ini masih gelap hingga kini.