Karut Marut PON Aceh Sumut: Gonta-ganti Gubernur Dinilai Jadi Faktor

18 September 2024 14:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tenda-tenda atlet panahan ambruk oleh hujan badai usai babak semifinal nomor nasional putra dan putri dalam dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh-Sumatera Utara di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, Rabu (18/9/2024). Foto: Risky Syukur/Antara
zoom-in-whitePerbesar
Tenda-tenda atlet panahan ambruk oleh hujan badai usai babak semifinal nomor nasional putra dan putri dalam dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh-Sumatera Utara di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, Rabu (18/9/2024). Foto: Risky Syukur/Antara
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua Panwasrah PON XXI Aceh-Sumut Mayjen Purn Suwarno bicara soal dinamika yang terjadi dalam penyelenggaraan PON tahun 2024. Karut marut terjadi di berbagai venue karena pembangunan yang dinilai tergesa-gesa.
ADVERTISEMENT
Kata Suwarno, pergantian gubernur selama persiapan ini membuat dinamika di lapangan dinamis.
Jadi, persiapan untuk PON yang sudah disusun dalam waktu 7 tahun bersamaan dengan adanya estafet kepemimpinan.
“Dalam dinamikanya PB PON ada beberapa dinamika di lapangan di mana di Sumut waktu Pak Gubernurnya, Pak Edy, mereka sudah langkah lebih awal untuk renovasi melakukan pembangunan venue dan pembebasan tanah Desa Sena, demikian dinamis jadi start lebih awal,” kata Suwarno di Santika Dyandra Hotel, Rabu (18/9).
“Sementara Aceh belum, setelah Pak Irwandi, Pak Iriansyah, masih belum sampai pertengahan 2022 kemudian melangkah pada zamannya Pak Marzuki diganti Pak Bustami sekarang Pak Syafrizal,” sambungnya.
Sejumlah pemain voli PON XXI Aceh-Sumut melewati jalan berlumpur di GOR Bola Voli Indoor Sumut Sport Center, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Selasa (10/9/2024). Foto: Rivan Awal Lingga/ANTARA FOTO
Selain pergantian gubernur, kata Suwarno, pejabat dinas juga dirotasi. Hal ini juga yang jadi dinamika persiapan PON.
ADVERTISEMENT
“Ini dinamika pergantian gubernur sedemikian cepat kemudian diiringi juga dengan pergantian kepala dinas yang jadi pj kab/kota. Bisa bayangkan dinamika percepatan di Aceh. Begitu juga Sumut,” jelas dia.
Selain itu, kata Suwarno, pandemi COVID juga sempat menghambat persiapan venue. Sebab, menyita anggaran dan waktu persiapan.
“Tujuh tahun memang waktu cukup, kemudian ada Covid-19 sita banyak waktu dan anggaran,” sambungnya.
Beberapa hal yang sempat ramai dibicarakan soal kekacauan PON adalah akses ke venue voli yang becek, atap plafon venue menembak jebol, hingga konsumsi di Aceh yang dinilai tak terkoordinir dengan baik.