Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Karwin 'Gatotkaca' Sunda Kelapa yang Merindu Pulang ke Anak-Istri
6 Maret 2018 16:10 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
ADVERTISEMENT
Karwin, pria 66 tahun itu telah menjalani profesinya sebagai buruh angkut selama 32 tahun. Bak Gatotkaca yang punya kekuatan otot kawat tulang besi, setiap hari dia bersama dengan rekannya sesama buruh bisa mengangkut ratusan ton barang.
ADVERTISEMENT
Bukan berat, ataupun terik matahari yang menyengat, kerinduan adalah beban terberat yang harus dijalani oleh Karwin. Semenjak menikah Karwin harus rela terpisah dengan istrinya.
Di kampung halamannya, di Purwokerto, bapak berambut panjang itu meninggalkan seorang istri dan 3 orang anak. Ketiga anak Karwin semuanya laki-laki.
Anak pertama Karwin sudah dua tahun lulus SMP. Putranya itu tak melanjutkan sekolah lantaran keterbatasan biaya, dia lebih memilih bekerja sebagai penjual ayam goreng untuk membantu mencukupi kebutuhan keluarga.
Sementara anak kedua Karwin masih menempuh pendidikan SMP dan yang terkecil masih kelas 2 SD.
Ratusan kilometer Karwin harus terpisah dengan keluarganya. Hal itu membuat perasaanya begitu tidak enak.
"Habisnya namanya kekeluargaan itu kan harusnya kan bisa bertemu sama anak istri. Ditinggal berbulan-bulan enggak bertemu ya rasanya agak enggak terlalu enak," kata Karwin kepada kumparan (kumparan.com), Minggu (4/2).
ADVERTISEMENT
Apa boleh buat, buruh angkut adalah pekerjaan satu-satunya yang bisa dikerjakan Karwin untuk menghidupi keluarganya. Ia berharap supaya anak-anaknya bisa bekerja lebih layak daripada dirinya.
"Ya cita-citanya (anak) kepengen kerja yang penghasilannya lumayan ya. Tapi ya sekolahnya mogok sampai SMP, enggak bisa ngelanjutin. Ya paling-paling cuma pengen bantu orang tua. Biar meringankan saya itu dia juga usaha," cerita Karwin.
Bila anak Karwin nanti mengikuti jejaknya, dengan tegas ia melarang hal itu. Menjadi buruh adalah hal yang berat. Baginya, sudah cukup adik kandungnya, Daryo, yang mengikuti jejaknya menjadi buruh angkut di Sunda Kelapa.
Usia Karwin kini sudah tak muda lagi. Fisiknya juga tak sekuat 30 tahun lalu. Caranya berjalan begitu jelas menunjukkan fisiknya yang tak lagi prima. Hidup di kampung bersama keluarganya adalah impian yang mulai ia damba-damba di usia senjanya.
ADVERTISEMENT
"Rencananya ini kan sudah tua ya paling-paling sudah saya istirahat menyekolah anak ya ingin hidup di kampung lagi. Sekarang karena anak sekolah itu duit terus," pungkasnya.