Karyoto Soroti Fenomena Baru Tawuran: Berawal dari Provokasi, Lalu Live IG

8 Mei 2025 14:03 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto memimpin upacara PTDH 4 anggota Polda Metro Jaya yang melakukan pelanggaran serius, Rabu (12/3/2025). Foto: Polda Metro Jaya
zoom-in-whitePerbesar
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto memimpin upacara PTDH 4 anggota Polda Metro Jaya yang melakukan pelanggaran serius, Rabu (12/3/2025). Foto: Polda Metro Jaya
ADVERTISEMENT
Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto, menyebut tawuran yang terjadi di Jakarta seringkali bermula dari tantangan di media sosial. Aksi tawuran itu kemudian disiarkan secara langsung di Instagram.
ADVERTISEMENT
"Tawuran sekarang modelnya pakai Instagram. Istilahnya Instagram tantang-menantang, kemudian ketemu di suatu tempat dan live Instagram. Tawuran live Instagram," kata dia usai menerima kunjungan Komisi III DPR dan Kajati DKI di Polda Metro Jaya, Kamis (8/5).
Untuk mencegah fenomena ini kembali berulang, polisi sudah melakukan deteksi dini dengan cara mengikuti sejumlah akun Instagram yang sering memprovokasi tawuran.
Selain deteksi dini, polisi juga rutin melakukan penyuluhan ke masyarakat sebagai upaya pencegahan.
"Sudah ada puluhan perkara yang kami lacak sejak awal," ucap dia.
Polisi amankan 13 remaja terlibat tawuran di Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan. Foto: Dok. Istimewa
Dalam kesempatan itu, Karyoto juga menyinggung soal keberadaan polisi RW yang dibentuknya. Namun, hal ini belum cukup untuk mencegah terjadinya tawuran di Jakarta.
Ia menyebut, jumlah polisi di Polda Metro Jaya masih begitu minim jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Jakarta. Hal itu membuat deteksi dini sulit dilakukan oleh polisi.
ADVERTISEMENT
"Tadi saya hitung, 22 juta penduduk Jakarta dengan jumlah polisi 29 ribu, itu masih dikurangi ASN mungkin sekitar 3 atau 4 ribu. Kalau satu polisi harus menjaga 758, ini yang sangat tidak mungkin ketika kita harus menghidupkan polisi RW," jelas Karyoto.
"Kalau harus dihidupkan polisi RW kan 1 RW itu satu polisi. Belum mencukupi jumlahnya. Kalau jumlahnya ada, sangat bagus. Jadi bisa melakukan deteksi sejak awal," ungkapnya.
"Dalam satu RW tuh ada rumah-rumah, kira-kira orang yang suka keluar malam jam berapa, keluar membawa sesuatu, dan masuk membawa sesuatu, bisa diawasi dengan baik. Tapi itu sangat belum memungkinkan untuk saat ini," sambung dia.