Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kasus Mahasiswa Unnes Bunuh Diri: Keluarga Bantah Isu 'Pinjol'
4 Oktober 2024 17:26 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Catatan Redaksi: Bunuh diri bukan jalan keluar persoalan kehidupan, segera cari pertolongan!
Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) berinisial V (20 tahun) tewas diduga gantung diri di dalam kamar indekosnya.
ADVERTISEMENT
Peristiwa ini terjadi di Jalan Pisang, Kelurahan Sekaran, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Kamis (3/10).
Dedi (27 tahun), kakak kandung korban, membantah isu yang beredar soal korban bunuh diri karena terjerat pinjaman online (pinjol).
"Terkait informasi yang beredar di TikTok, di Twitter, saya benar-benar kecewa ke orang yang menyebarkan berita yang tidak valid itu, gosip yang menyatakan adik saya bunuh diri gara-gara pinjol," ujar Dedi saat ditemui wartawan, Jumat (4/10).
Dedi melanjutkan, "Pinjol enggak ada, adik saya itu enggak pernah neko-neko."
Dedi pun kini berupaya mencari siapa penyebar isu pinjol tersebut.
Menurut Dedi, keluarga selalu mengirimkan uang bulanan lebih dari cukup. Sang adik juga dikenal tak banyak tingkah meski sangat pendiam dan tertutup.
ADVERTISEMENT
"Jadi emang aku sebagai abang masih tanda tanya maksud dia gimana sementara dia di keluarga baik baik saja, ya. Saya panggil temannya, saya tanya adik saya gimana, mereka jawab anaknya pendiem, memang pendiam, tertutup," kata Dedi.
Komunikasi Terakhir soal Bunuh Diri
"Komunikasi terakhir itu Sabtu kemarin. Kita ketemu, dia emang bahas bunuh diri tapi saya nasihati. Dia bilang cuma nanya saja, terus saya tanya kenapa nanya begitu, dia bilang aku capek bang, capek aja," kata Dedi.
Dedi lalu membacakan surat wasiat yang ditulis sang adik. Isinya soal rasa terima kasih kepada orang tuanya dan orang yang mengasihinya.
Kesaksian Tetangga
Pantauan kumparan di lokasi, Jumat sore (4/10), kini kamar kos itu telah dipasangi garis polisi.
ADVERTISEMENT
Tri (48 tahun), tetangga yang tinggal tidak jauh dari kos tersebut, menuturkan bahwa ia menyaksikan banyak orang pada Kamis sore (4/10).
"Ada ramai-ramai habis magrib, ada Pak RT, Pak RW, Linmas. Saya tanya Pak RT, ada apa? Dijawab ada yang begini (menunjukkan pose bunuh diri), anak Semester 5 Informatika," ujar Tri saat ditemui kumparan.
Menurut Tri, warga berkumpul hingga malam sekitar pukul 21.00 WIB. "Itu menunggu proses dari Inafis," katanya.
"Menurut yang jaga kos, memang ada kecurigaan karena sampai magrib lampunya enggak nyala, seharian enggak keluar. Hari Rabu (sehari sebelumnya) aktivitas masih normal, Rabu malam masih pakai seragam Shopee Food," ujar Tri.
Mengapa korban bunuh diri? Tri tidak tahu.
"Rata-rata pada bilang pinjol, itu di sosial media bilang pinjol, tapi aslinya kita enggak tahu. Pinjol kan masih dugaan, masalah intinya enggak tahu," kata Tri.
ADVERTISEMENT
Kata Polisi
Kasi Humas Polrestabes Semarang, Kompol Agung Setyo Budi, mengatakan pihaknya menyelidiki isu soal korban bunuh diri karena pinjaman online (pinjol). Isu pinjol tersebut menyebar di media sosial.
"Itu masih penyelidikan, masih indikasi, itu perlu dibuktikan," kata Agung saat dihubungi kumparan, Jumat (4/10).