Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.80.1
Kasus Varian Omicron Terdeteksi di Inggris, Jerman dan Italia
28 November 2021 2:40 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, dua kasus terkait Omicron terdeteksi di Inggris. Menteri Kesehatan Inggris, Sajid Javid mengatakan, dua kasus terkait berasal dari seseorang yang melakukan perjalanan dari Afrika Selatan.
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mengungkapkan negaranya saat ini tengah menerapkan protokol ketat untuk mengantisipasi penularan Omicron. Terutama terhadap orang-orang yang baru pulang dari negara-negara di Afrika.
Namun demikian, Inggris belum menerapkan pembatasan perjalanan terhadap negara-negara di Afrika.
"Kami akan meminta siapa pun yang memasuki Inggris untuk melakukan tes PCR pada akhir hari kedua setelah kedatangan mereka dan mengisolasi diri sampai mereka mendapatkan hasil negatif (COVID-19)," kata Johnson dalam konferensi pers.
Johnson mengatakan, orang-orang yang melakukan kontak dengan kasus positif yang diduga Omicron harus melakukan karantina setidaknya selama 10 hari. Pemerintah Inggris juga akan memperketat aturan mengenai penggunaan masker.
ADVERTISEMENT
Sementara di Jerman, Kementerian Kesehatannya mengumumkan ditemukannya dua kasus Omicron. Kedua orang itu memasuki Jerman di bandara Munich pada 24 November, sebelum Jerman menetapkan Afrika Selatan sebagai daerah varian virus baru dan melakukan pembatasan perjalanan.
Sedangkan di Italia, Institut Kesehatan Nasional (ISS), mengatakan kasus varian baru telah terdeteksi di Milan pada seseorang yang berasal dari Mozambik. Meski begitu, kontak pasien dan keluarganya pasien tersebut dinyatakan dalam keadaan sehat.
ISS tak merinci lebih jauh terkait dengan temuan kasus tersebut.
Omicron oleh WHO ditetapkan berstatus sebagai Variant of Concern (VOC). Sebab, berpotensi lebih menular dari varian sebelumnya. Meski, para ahli belum mengetahui apakah varian ini berdampak lebih parah dibandingkan dengan varian yang sudah ada.
ADVERTISEMENT
Varian ini pertama kali ditemukan di Afrika Selatan dan sejak itu juga terdeteksi di Belgia, Botswana, Israel, hingga Hong Kong.