Kata Dinkes DKI soal Testing Corona di Jakarta Menurun

8 Desember 2021 15:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas Ambulans Puskesmas Kebayoran Baru, bersiap membawa pasien yang diduga terkena virus Corona di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara, Senin (2/3). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Petugas Ambulans Puskesmas Kebayoran Baru, bersiap membawa pasien yang diduga terkena virus Corona di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara, Senin (2/3). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Dinas Kesehatan DKI Jakarta merespons soal testing virus corona di Jakarta dinilai menurun. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes DKI, Dwi Oktavia, menyatakan bahwa target testing perhari di Jakarta masih berada di atas batas minimum yang ditetapkan oleh WHO.
ADVERTISEMENT
“Jakarta untuk testing dan tracing tetap kita jaga kapasitasnya tinggi, melebihi standar minimal WHO,” kata Dwi Oktavia di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (8/12).
Dwi menjelaskan batas minimum untuk melakukan testing kasus yang ditetapkan WHO adalah 1 banding 1.000 penduduk per Minggu. Jakarta saat ini konsisten menjalankan testing 10 ribu-15 ribu per haru.
“Angka persentase positif Jakarta kan relatif sangat kecil, 0,3 - 0,4 persen rata-rata mingguan, dengan kapasitas testing di atas standar WHO, angka kasus baru harian itu juga kisarannya di 30, 40, 50. kisaran itu ya, masih fluktuatif sedikit, tetapi masih bisa dikatakan oke lah, tidak ada lonjakan,” jelasnya.
Warga berjalan di salah satu mal di kawasan Blok M, Jakarta, Selasa (30/11/2021). Foto: Aditya Pradana Putra/Antara Foto
Perlu diketahui, kasus corona di Jakarta selama satu bulan ini memang menunjukkan tren penurunan, namun jika dilihat dari jumlah orang yang di test selama satu bulan ini (8 November 2021- 5 Desember 2021) setiap minggunya justru mengalami penurunan.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana data dari akun instagram @dkijakarta, pada pekan pertama bulan November menunjukkan ada 107.354 orang yang melakukan test PCR, sedangkan pekan ini, hanya terdapat 100.093 orang yang dites dengan positivity rate turun diangka 0,32 persen dari 0,51%.
Dwi mengatakan bahwa angka testing PCR mingguan yang rendah tidak serta merta membuat angka positivity rate turut turun.
“Persentase positivity rate itu tidak harus selalu berkorelasi dengan jumlah, kasarnya begini, pada saat situasi memang kasusnya banyak sekali di masyarakat, berarti persentase positifnya meningkat pada saat kita lakukan tes pada 10.000 orang, kalau situasi yang persentase yang 10 persen, dia tetap bisa ketemu 10 persenan,” pungkas Dwi.