Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kata Satpol PP soal Heboh PKL Teriak 'Pemerintahan Bobby Bodoh' saat Sosialisasi
2 Mei 2024 14:55 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Heboh di media sosial seorang warga Kota Medan terlibat adu mulut dengan personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP ). Insiden itu terjadi saat Satpol PP melakukan sosialisasi larangan penjual kaki lima (PKL) di trotoar di sepanjang Jalan Gatot Subroto, Medan.
ADVERTISEMENT
Dalam video yang beredar, pria itu mengadang mobil Satpol PP.
“Kau turun, turun kau, aku mau cakap sama kau,” kata pria itu.
“Kami warga Kota Medan mau cari makan, parkir kami diganggu, jualan di angkringan enggak boleh, angkringan di trotoar,” sambung dia.
Saat ini, parkir di Kota Medan memang sudah dialihkan menjadi parkir elektronik (e-parking). Sehingga, jukir-jukir liar dilarang berkeliaran.
Lalu, di sela-sela adu mulut, pria tersebut juga mengomentari pemerintahan Wali Kota Medan Bobby Nasution .
“Ini dari rakyat, kalian digaji rakyat, bukan kalian yang bangun, dari uang rakyat,” kata dia.
“Kau bilang sama Bobby, aku jijik sama dia, pemerintahnya bodoh,” teriaknya kepada personel Satpol PP.
Atas insiden yang terjadi pada Selasa (30/4) itu, Kepala Satpol PP Rakhmat Harahap buka suara. Kata Rakhmat, pria yang terlibat cekcok dengan personelnya itu bernama Rakesh.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, sosialisasi mulanya berjalan dengan kondusif. Hingga, Rakesh mengadang mobil personelnya secara tiba-tiba dan terjadi keributan.
“Tiba-tiba dia datang menghentikan kendaraan kita. Itulah terjadi dialog itu,” kata Rakhmat saat dikonfirmasi pada Kamis (2/3).
“Dia udah berapa kali ini (memancing keributan). COVID dulu juga pernah dia gini. Apakah dia pansos atau apa sekarang ini,” sambung dia.
Rakhmat bilang, pihak akan mengkoordinasikan insiden tersebut kepada pihak kepolisian. Sebab, pria tersebut dinilai membuat kegaduhan dan menebar ujaran kebencian.
“Kan kasih terapi sedikitlah sama beliau itu. Terapis mungkin coba kami koordinasikan dengan kepolisian karena dia sudah mengganggu petugas untuk melaksanakan tugas,” kata dia.
“Kemudian memviralkan yang seperti itu. Mungkin kita lihat apakah melanggar etika, ada ujaran kebencian juga saya lihat seperti itu,” jelasnya.
ADVERTISEMENT