Kawin Cai, Sebuah Pernikahan Tak Biasa di Kaki Gunung Ciremai

16 Oktober 2020 21:23 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Upacara adat Kawin Cai (pernikahan air) yang diikuti warga desa kaki timur Gunung Ciremai, Jalaksana, Kuningan, Jawa Barat. Foto: Instagram/@gunung-ciremai
zoom-in-whitePerbesar
Upacara adat Kawin Cai (pernikahan air) yang diikuti warga desa kaki timur Gunung Ciremai, Jalaksana, Kuningan, Jawa Barat. Foto: Instagram/@gunung-ciremai
ADVERTISEMENT
Ada sebuah tradisi di kaki timur Gunung Ciremai, Kuningan, Jawa Barat. Tradisi itu terkait dengan sebuah pernikahan tak biasa.
ADVERTISEMENT
Namanya kawin cai (pernikahan air). Apa itu?
Dikutip dari akun instagram resmi Balai Taman Nasional Gunung Ciremai @gunung_ciremai, Jumat (16/10), kawin cai itu biasa dilakukan di Desa Jalaksana guna menyambut musim penghujan.
Upacara adat Kawin Cai (pernikahan air) yang diikuti warga desa kaki timur Gunung Ciremai, Jalaksana, Kuningan, Jawa Barat. Foto: Instagram/@gunung-ciremai
Acara Kawin Cai sendiri digelar pada Kamis (15/10).
Dalam keterangannya Taman Nasional Gunung Ciremai disebutkan, menurut sesepuh Balong Dalem Tirtayatra, Abah Jaja, acara ini bukan memuliakan air, tetapi mensyukuri nikmat Gusti Allah.
Peralatan yang digunakan pada upacara adat Kawin Cai (pernikahan air) yang diikuti warga desa kaki timur Gunung Ciremai, Jalaksana, Kuningan, Jawa Barat. Foto: Instagram/@gunung-ciremai
Karena di masa pandemi COVID-19, gelaran Kawin Cai tahun ini berlangsung sederhana. Tak ada tarian, musik, dan iring-iringan, hanya sederhana saja.
Sejumlah pejabat daerah mulai dari Kepala Dinas Pariwisata Kuningan, hingga dari Balai Taman Nasional Gunung Ciremai, hadir dalam acara ini.
Upacara adat Kawin Cai (pernikahan air) yang diikuti warga desa kaki timur Gunung Ciremai, Jalaksana, Kuningan, Jawa Barat. Foto: Instagram/@gunung-ciremai
Lalu bagaimana prosesi Kawin Cai?
ADVERTISEMENT
Prosesi Kawin Cai itu sendiri layaknya pernikahan manusia. Jadi air dari Balong Dalem sebagai pengantin pria dimasukkan ke dalam kendi.
Kemudian dibawa dan dituangkan ke Cibulan. Selepas itu, air Cibulan pun dibawa dan dituangkan ke Balong Dalem.
Tidak semua air 'keramat' tersebut dituangkan ke sumber air, namun sebagian dipakai siraman kepada beberapa tokoh masyarakat yang bertugas mengatur pengairan.
Ada enam desa yang menerima aliran air yakni Babakanmulya, Jalaksana, Sadamantra, Padamenak, Nanggerang, dan Ciniru.
***
Saksikan video menarik di bawah ini: