Kecam PM Boris Johnson, Lebih dari 40 Anggota Pemerintahan Inggris Mundur

7 Juli 2022 9:30 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PM Inggris Boris Johnson Foto: Reuters/Hannah Mckay/
zoom-in-whitePerbesar
PM Inggris Boris Johnson Foto: Reuters/Hannah Mckay/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, menghadapi pengunduran diri terbanyak dalam sehari sepanjang sejarah negara tersebut. Per Rabu (7/7), lebih dari 40 anggota pemerintahannya telah menyerahkan surat pengunduran diri.
ADVERTISEMENT
Para menteri kabinet, menteri nonkabinet, sekretaris pribadi parlemen (PPS) atau asisten menteri, utusan perdagangan, wakil ketua Partai Konservatif, dan deputi jaksa agung, merupakan beberapa di antaranya.
Menyaksikan serangkaian skandal, mereka mengaku telah kehilangan kepercayaan terhadap kepemimpinan Johnson.
Runtuhnya pemerintahan Johnson dimulai dengan pengunduran diri Rishi Sunak dari jabatan sebagai Menteri Keuangan dan Sajid Javid dari perannya sebagai Menteri Kesehatan.
Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak. Foto: kumparan
Keduanya menuliskan kecaman kuat dalam surat pengunduran diri mereka. Mengkritik integritas Johnson, Sunak menyiratkan bahwa sang Perdana Menteri menutupi inflasi yang tak terkendali.
Sunak mengatakan, masyarakat mengharapkan pemerintahan yang kompeten dan serius. Dia menegaskan niatnya untuk memperjuangkan standar tersebut. Menurut Sunak, itulah alasan yang mendorongnya untuk mengundurkan diri.
Sementara itu, Javid menyinggung mosi tidak percaya terhadap Johnson. Dia selamat dalam pemungutan suara pada bulan lalu itu. Namun, Javid mengatakan, Partai Konservatif tidak lagi menunjukkan kompetensinya dalam memimpin negara.
ADVERTISEMENT
"Jelas bagi saya bahwa situasi ini tidak akan berubah di bawah kepemimpinan Anda dan karena itu Anda juga kehilangan kepercayaan saya," tulis Javid mengacu kepada Johnson, dikutip dari Reuters, Kamis (7/7).
Seorang demonstran di Hillsborough, Irlandia Utara mengenakan topeng Boris Johnson saat memprotes proposal London untuk merevisi protokol Brexit. Foto: PAUL FAITH / AFP
Setelah membendung inflasi dan mengadang kritik akibat melanggar aturan COVID-19, skandal Chris Pincher menjadi pukulan terakhir terhadap dukungan bagi pemerintahan Johnson.
Pada Februari 2022, Johnson menunjuk Pincher sebagai wakil koordinator faksi parlemen Konservatif. Keputusan itu memicu arus kritik dari berbagai pihak.
Kendati demikian, permintaan maafnya tidak dapat mencegah kepergian Sunak dan Javid yang kemudian disusul oleh puluhan anggota pemerintahan lainnya.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berbicara di Konferensi Perubahan Iklim PBB COP26 di Glasgow, Inggris. Foto: ANDY BUCHANAN/AFP
Johnson telah bersumpah untuk terus berjuang mempertahankan kekuasaannya. Tetapi ada kemungkinan nyata bahwa pemerintahannya dapat berakhir dalam beberapa hari mendatang.
ADVERTISEMENT
Sejumlah menteri kabinet Johnson dikabarkan akan menuntut pengunduran dirinya. Kelompok itu diyakini meliputi Nadhim Zahawi yang baru menggantikan Sunak sebagai Menkeu.
Mereka akan menyampaikan ultimatum terakhir kepada Johnson dengan mengatakan 'Anda pergi atau kami yang pergi.'
Patung PM Inggris, Boris Johnson dilumuri lumpur oleh aktivis Greenpeace. Foto: REUTERS/Hannah McKay
Sejauh ini, 44 menteri hingga asistennya telah mengundurkan diri dari pemerintahan. Mereka yakni:
1. Sajid Javid โ€“ Menteri Kesehatan
2. Rishi Sunak โ€“ Menteri Keuangan
3. Will Quince โ€“ Menteri Anak-anak dan Keluarga
4. Alex Chalk โ€“ Deputi Jaksa Agung
5. Bim Afolami โ€“ Wakil Ketua Partai Konservatif
6. Laura Trott โ€“ PPS Kementerian Transportasi
7. Andrew Murrison โ€“ Utusan Perdagangan untuk Maroko
8. Jonathan Gullis โ€“ PPS Kantor Irlandia Utara
9. Saqib Bhatti โ€“ PPS Kementerian Kesehatan
ADVERTISEMENT
10. Nicola Richards โ€“ PPS Kementerian Transportasi
11. Virginia Crosbie โ€“ PPS Kantor Welsh
12. Theo Clarke โ€“ Utusan Perdagangan untuk Kenya
13. Robin Walker โ€“ Menteri Standar Sekolah
14. John Glen โ€“ Menteri Ekonomi di Kementerian Keuangan
15. Felicity Buchan โ€“ PPS Departemen Bisnis
16. Victoria Atkins โ€“ Menteri Penjara dan Masa Percobaan
17. Jo Churchill โ€“ Wakil Menteri Inovasi Pertanian dan Adaptasi Iklim
18. Stuart Andrew โ€“ Menteri Perumahan
19. Claire Coutinho โ€“ PPS Kementerian Keuangan
20. Selaine Saxby โ€“ PPS Kementerian Keuangan
21. David Johnston โ€“ PPS Kementerian Pendidikan
22. Kemi Badenoch โ€“ Menteri Penataan, Perumahan dan Kemasyarakatan; dan Menteri Kesetaraan
23. Julia Lopez โ€“ Menteri Media, Data, dan Infrastruktur Digital
ADVERTISEMENT
24. Lee Rowley โ€“ Menteri Industri
25. Neil O'Brien โ€“ Wakil Menteri Peningkatan, Perumahan dan Komunitas
26. Alex Burghart โ€“ Menteri Pendidikan Junior
27. Mims Davies โ€“ Menteri Tenaga Kerja
28. Duncan Baker โ€“ PPS Kementerian Peningkatan, Perumahan dan Komunitas
29. Craig Williams โ€“ PPS Kementerian Keuangan
30. Rachel Maclean โ€“ Menteri Pengamanan di Kemendagri
31. Mark Logan โ€“ PPS Kantor Irlandia Utara
32. Mike Freer โ€“ Menteri Ekspor dan Menteri Kesetaraan
33. Mark Fletcher โ€“ PPS Kementerian Bisnis
34. Sara Britcliffe โ€“ PPS Kementerian Pendidikan
35. Ruth Edwards โ€“ PPS Kantor Skotlandia
36. Peter Gibson โ€“ PPS Kementerian Perdagangan Internasional
37. David Duiguid โ€“ Utusan Perdagangan untuk Angola dan Zambia
ADVERTISEMENT
38. James Sunderland โ€“ PPS Kementerian Lingkungan, Pangan, dan Urusan Pedesaan
39. Jacob Young โ€“ PPS Kementerian Peningkatan, Perumahan dan Komunitas
40. James Daly โ€“ PPS Kementerian Pekerjaan dan Pensiun
41. David Mundell โ€“ Utusan Perdagangan untuk Selandia Baru
42. Danny Kruger โ€“ PPS Kementerian Peningkatan, Perumahan dan Komunitas
43. Simon Hart โ€“ Menteri Welsh
44. Edward Argar โ€“ Menteri Kesehatan Negara di Kemenkes