news-card-video
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Kecaman Terhadap OPM yang Serang Guru-Nakes di Yahukimo

25 Maret 2025 6:58 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim Satgas Koops TNI Habema Kogabwilhan III mengevakuasi jenazah guru yang menjadi korban pembunuhan oleh kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Minggu (23/03/2025). Foto: Dok. Dispenad
zoom-in-whitePerbesar
Tim Satgas Koops TNI Habema Kogabwilhan III mengevakuasi jenazah guru yang menjadi korban pembunuhan oleh kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Minggu (23/03/2025). Foto: Dok. Dispenad
ADVERTISEMENT
Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai berbelasungkawa atas meninggalnya seorang guru akibat serangan Kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua, Jumat (21/3). Sekolah pun turut dibakar oleh Kelompok OPM tersebut.
ADVERTISEMENT
Pigai sudah berkomunikasi dengan Gubernur NTT Melki Lakalena dan otoritas daerah di Provinsi Papua Pegunungan agar memastikan penanganan yang maksimal terhadap para korban.
"Kami sangat menyayangkan kejadian ini dan turut berbelasungkawa dengan keluarga korban atas kejadian di Yahukimo ini," kata Pigai dalam keterangannya kepada wartawan, Minggu (23/3).
Menteri HAM Natalius Pigai di Kampus HKBP Nomensen Medan pada Jumat (14/3). Foto: Tri Vosa/kumparan
"Saya juga sudah berkomunikasi langsung dengan Gubernur NTT serta otoritas di daerah Papua Pegunungan agar memastikan penanganan para korban pasca-kejadian ini dengan baik termasuk yang korban luka agar tertangani dengan maksimal," sambungnya.
Dia juga meminta agar pemerintah memastikan dengan lebih baik lagi upaya perlindungan terhadap masyarakat sipil sehingga tidak ada lagi kejadian serupa terulang.
"Masyarakat sipil bagaimana pun harus dilindungi utamanya di daerah-daerah rawan yang ada, seperti Yahukimo ini," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Puan Minta TNI-Polri Prioritaskan Lindungi Warga hingga Nakes di Yahukimo
Ketua DPR RI, Puan Maharani dalam rapat Paripurna DPR RI Ke-15 Masa Persidangan II Tahun Sidang 2024-2025. Foto: YouTube/ DPR RI
Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti penyerangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Kabupaten Yahukimo, Papua, yang menyebabkan seorang guru dan tenaga kesehatan meninggal dunia.
“Dukacita mendalam saya sampaikan atas berpulangnya guru di Papua akibat penyerangan di Kabupaten Yahukimo, Papua. Penyerangan terhadap warga sipil ini merupakan aksi yang mencederai rasa kemanusiaan,” kata Puan dalam keterangan tertulis, Senin (24/3).
Puan pun meminta pemerintah bersama TNI dan Polri untuk meningkatkan keamanan khususnya di wilayah konflik Papua.
"DPR mendesak pemerintah dan aparat keamanan untuk meningkatkan pengamanan di daerah rawan konflik seperti Yahukimo,” katanya.
"Perlindungan bagi warga sipil, termasuk tenaga pendidik dan tenaga kesehatan, harus maksimal dan menjadi prioritas utama” tegas Puan.
ADVERTISEMENT
Puan juga mendesak penegak hukum untuk terbuka mengenai informasi penyerangan ini. Hal ini merespons berbagai keterangan yang berbeda terkait jumlah korban dari serangan tersebut.
“Kita meminta pemerintah memberikan kejelasan lebih rinci terkait korban jiwa. Harus ada penjelasan yang lebih akurat,” katanya.
1 Guru yang Tewas Diserang OPM dari Flores, Keluarga Minta Jenazah Dipulangkan
TNI lakukan evakuasi terhadap tenaga pengajar dan tenaga kesehatan pasca serangan OPM di Distrik Anggruk, Papua Pegunungan. Foto: Dok. Puspen TNI
Kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan menyerang warga pada Jumat (21/3/2025). Dalam insiden tersebut, sepuluh orang menjadi korban.
Mayoritas adalah tenaga pendidik dan medis yang sedang bertugas di wilayah pedalaman Papua. Satu orang meninggal dunia, empat mengalami luka ringan, dan tiga lainnya luka berat. Sementara dua korban lainnya berada dalam kondisi aman dan memilih tetap tinggal di Yahukimo.
ADVERTISEMENT
Korban meninggal dunia adalah Rosalina Rerek Sogen, seorang guru asal Suku Flores. Ia dan korban lainnya merupakan bagian dari tenaga pendidik dan kesehatan yang ditugaskan untuk melayani masyarakat di daerah terpencil.
Mereka menjadi korban usai sekolah tempat mereka mengajar dibakar oleh OPM pada Jumat (21/3) pukul 17.00 WIT. Insiden ini menimbulkan ketakutan di kalangan masyarakat setempat, terutama tenaga pendidik dan siswa.
"Evakuasi dilakukan dengan pengamanan ketat mengingat kondisi di Distrik Anggruk masih sangat rawan. Tim kami harus menghadapi medan berat dan potensi gangguan dari kelompok bersenjata," kata Letkol Inf Gustiawan, Dansatgas Rajawali II Koops TNI Habema Kogabwilhan III.
"Namun, berkat koordinasi yang baik, jenazah korban berhasil dibawa ke Bandara Dekai Kab. Yahukimo untuk proses identifikasi lebih lanjut," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Keluarga Minta Jenazah Dipulangkan
Kabar kematian Rosalia Rerek Sogen (30) dalam serangan OPM di Distrik Anggruk, pedalaman Papua, telah sampai ke telinga keluarga di Kabupaten Flores Timur.
Menurut keluarga, Emanuel Suban Sogen, Rosalia mendedikasikan diri sebagai guru di pedalaman Papua sejak tahun 2022 lalu.
Ia mengaku keluarga sempat memiliki firasat buruk tentang Rosalia saat membaca pemberitaan media massa.
"Kami kaget, karena dalam berita itu, waktu dan tempat kejadian yang diuraikan sesuai dengan tempat korban merantau," ungkapnya.
Emanuel beberapa kali menghubungi nomor handphone Rosalia, namun tidak pernah terhubung.
Keluarga kemudian mendapat informasi dari beberapa perantau asal Flores Timur di Papua, termasuk pihak Yayasan.
"Kami coba bangun komunikasi dengan orang-orang yang ada di sana, ternyata kabar itu benar," ujarnya, Minggu, 23 Maret 2025.
ADVERTISEMENT
Agustinus Sogen, ayah korban dan Wilin Hewen, ibu korban, tak menyangka anaknya itu menjadi korban kekejaman OPM.
Mereka berharap jenazah Rosalia Rerek Sogen dipulangkan dan dimakamkan di kampung halamannya di Desa Bantala.
"Kami keluarga sangat memohon bantuan, tolong pulangkan almarhum," pinta ayah korban.