Kecewa pada Anies dan Koalisi Perubahan, Demokrat Diingatkan soal Harapan Rakyat

1 September 2023 17:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bacapres Anies Baswedan dan Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono tiba di Padepokan Voli Jenderal Pol Kunarto, Sentul, Jawa Barat, Sabtu (22/7/2023). Foto: Jonathan Devin/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Bacapres Anies Baswedan dan Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono tiba di Padepokan Voli Jenderal Pol Kunarto, Sentul, Jawa Barat, Sabtu (22/7/2023). Foto: Jonathan Devin/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rencana NasDem memasangkan capres Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP) Anies Baswedan dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar membuat Partai Demokrat merasa dikhianati.
ADVERTISEMENT
Kemarahan Demokrat dituangkan dengan pernyataan-pernyataan pedas dari elite partai biru ini. Bahkan, rencana duet Anies-Cak Imin dibongkar oleh Sekjen Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya .
Menurut analis komunikasi politik Hendri Satrio, fenomena yang terjadi adalah bentuk ujian berat bagi partai berlambang Mercy tersebut.
“Sejarah nampaknya memberikan ujian berat bagi Partai Demokrat yang di pundaknya terpikul harapan rakyat pada perubahan”, ujar Hendri yang juga Founder Lembaga Survei KedaiKOPI, Jumat (1/9).
Pengamat Politik Paramadina, Hendri Satrio. Foto: Instagram/@hendri.satrio
Pria yang akrab disapa Hensat ini lalu menjelaskan mengenai gelombang perubahan yang muncul di tengah masyarakat. Ia mengatakan gelombang perubahan sejatinya berasal dari rakyat.
“Sebetulnya gelombang dan harapan perubahan itu ada di tubuh rakyat, kemudian NasDem, Demokrat, dan PKS menangkap gelombang dan harapan perubahan itu. Dan rakyat menitipkan lokomotif gerakan perubahan pada sosok Anies Baswedan," ujar Hensat.
ADVERTISEMENT
Hensat berpendapat, rakyat akan menghormati setiap keputusan yang akan diambil oleh Partai Demokrat berkaitan dengan posisinya sebagai salah satu partai yang memikul harapan perubahan.
Mengingat konstelasi politik saat ini terbilang masih cair sehingga berbagai dinamika masih dapat terjadi.
“Rakyat tentu menghormati kondisi setiap partai politik dan khususnya sikap yang akan diambil Demokrat ke depannya. Namun yang perlu diingat, di pundak mereka sudah ada harapan rakyat untuk melakukan perubahan dan sekarang terserah Demokrat saja”, tutupnya.