Kekerasan Polisi AS ke Warga Kulit Hitam: dari George Floyd ke Daunte Wright

14 April 2021 14:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah demonstran memegang papan saat aksi protes atas kematian George Floyd, di London, Inggris. Foto: Christian Radnedge/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah demonstran memegang papan saat aksi protes atas kematian George Floyd, di London, Inggris. Foto: Christian Radnedge/REUTERS
ADVERTISEMENT
Kasus penembakan Daunte Wright membuat Amerika Serikat terguncang. Wright jadi warga kulit hitam AS teranyar yang nyawanya melayang di tangan polisi.
ADVERTISEMENT
Kematian Wright memicu unjuk rasa besar di Minneapolis. Massa yang turun ke jalan menyuarakan penolakan kekerasan rasialisme oleh kepolisian.
Bukan tanpa alasan amarah para pengunjuk rasa tersulut. Sebab, penyiksaan dan pembunuhan terhadap warga kulit hitam di AS oleh polisi bisa tak bisa lagi dihitung dengan jari.
Dilansir statista.com, di tahun 2020 dan 2021 sendiri sudah terjadi 271 kasus penembakan warga kulit hitam oleh petugas kepolisian. Bahkan, di tahun 2021 yang baru berlangsung selama 4 bulan ini, tercatat sebanyak 30 kasus penembakan.
“Sayangnya, tren penembakan fatal oleh polisi di Amerika Serikat tampak terus meningkat, dengan total 213 warga sipil ditembak, 30 di antaranya adalah orang kulit hitam, dalam tiga bulan pertama di tahun 2021,” tulis Departemen Penelitian Statista dalam keterangan.
ADVERTISEMENT
Situs Statista mencatat, tingkat penembakan fatal oleh polisi terhadap warga Afrika-Amerika jauh lebih tinggi dibanding etnis atau ras lainnya. Per Maret 2021, tingkat tersebut berada di 35 penembakan fatal per satu juta populasi. Itu baru kematian akibat penembakan.

Rangkaian Kasus Kebrutalan Polisi di AS

Seorang warga melintasi mural dengan gambar wajah George Floyd di Taman Mauer, Berlin, Jerman. Foto: Odd ANDERSEN / AFP
Hampir setahun yang lalu, George Floyd (46), seorang pria kulit hitam, disiksa hingga tewas oleh polisi kulit putih, Derek Chauvin. Chauvin menindih leher Floyd selama lebih dari 9 menit, hingga ia meregang nyawa akibat Asphyxia atau kehabisan oksigen.
Diberitakan New York Times, Chauvin masih menindih leher Floyd bahkan setelah Floyd kehilangan kesadaran.
Peristiwa yang terjadi di Minneapolis, Minnesota, pada 25 Mei 2020 lalu tersebut menyulut demonstrasi besar-besaran di AS. Dugaan kuat modus pembunuhan Floyd bersumber pada satu: rasialisme.
ADVERTISEMENT
Ratusan, bahkan ribuan orang turun ke jalan untuk menyerukan kecaman terhadap rasialisme, menuntut keadilan atas kematian Floyd dan orang-orang kulit hitam di AS lainnya, membangkitkan kembali gerakan #BlackLivesMatter.
Gerakan itu bahkan bukan cuma berlangsung. Namun, terjadi di berbagai negara di dunia dari Eropa hingga Asia.
Demo menuntut keadilan untuk Breonna Taylor di Louisville, Kentucky, pada Rabu (23/9). Foto: Jeff Dean / AFP
Tak lama usai nyawa Floyd melayang, Breonna Taylor (26), perempuan kulit hitam yang ditembak oleh tiga polisi di apartemennya di Louisville, Kentucky, pada 13 Maret 2020. Taylor yang merupakan seorang tenaga kesehatan ditembak sebanyak enam kali, dikutip dari BBC.
Insiden tersebut bermula pada tengah malam, polisi tersebut masuk ke apartemen yang ditinggali Taylor dan kekasihnya, dengan alasan melakukan penggeledahan atas dugaan kepemilikan narkoba.
Saat polisi masuk, kekasih Taylor, Kenneth Walker, mengira ketiga polisi itu penyusup. Terjadilah baku tembak antara Walker dengan ketiga polisi tersebut. Taylor yang berada di tengah baku tembak tersebut tertembak dan tewas di lokasi.
ADVERTISEMENT
Brett Hankison, Jonathan Mattingly, dan Myles Cosgrove, para polisi penembak Taylor, terbebas dari dakwaan berat. Hankinson hanya didakwa dengan tindakan membahayakan tingkat satu, tingkat pelanggaran kriminal paling rendah.
Protes kematian Rayshard Brooks di Atlanta, Georgia, AS (13/6). Foto: Elijah Nouvelage/REUTERS
Kemudian, penembakan Rayshard Brooks (27) di Atlanta, Georgia. Brooks yang saat itu tengah mabuk berat tewas ditembak. Dia dihampiri polisi usai jatuh tertidur dalam mobilnya, di tengah jalur drive-thru restoran Wendy’s. Brooks yang mencoba kabur tersebut ditembak oleh polisi setelah melawan dan merebut pistol polisi.
Peristiwa penembakan yang terjadi pada 12 Juni 2020 tersebut dianggap oleh pengamat hukum sebagai tindakan yang berlebihan. Pelaku Garrett Rolfe dipecat, dan polisi lainnya, Devin Brosnan, dipindahtugaskan.
Para pengunjuk rasa berunjuk rasa di dekat kantor Polisi 1 Minneapolis untuk menentang kebrutalan polisi dan rasisme pada 24 Agustus 2020 di Minneapolis, Minnesota. Foto: Kerem Yucel / AFP
Penembakan kepada warga kulit hitam lainnya juga terjadi pada Jacob Blake. Tembakan yang dilepaskan Rusten Sheskey, polisi kulit putih, pada 23 Agustus 2020 itu menyebabkan kelumpuhan pada Blake.
ADVERTISEMENT
Sheskey menembak Blake dengan alasan perlindungan diri ketika mencoba melerai pertikaian yang berujung kekerasan. Blake diduga memiliki senjata tajam, sehingga Sheskey mencoba menahannya dan menindak Blake menggunakan alat kejut, hingga akhirnya Sheskey melepaskan tembakan.
Dakwaan terhadap Sheskey dijatuhkan dan kini, Sheskey sudah kembali bertugas di kepolisian Kenosha, Wisconsin.
Demonstran berkumpul di luar Departemen Kepolisian Brooklyn Center yang dijaga oleh anggota polisi dan Garda Nasional, sehari setelah Daunte Wright ditembak. Foto: Leah Millis/Reuters
Yang terakhir dan teranyar terjadi pada pekan lalu. Daunte Wright (20) ditembak oleh Kim Potter, petugas kepolisian yang mengaku salah mengambil senjata ketika menindak Wright saat operasi pemberhentian lalu lintas rutin.
Wright menerima tembakan di bagian dada dan meregang nyawa di kursi kemudi mobilnya. Ironis, penembakan tersebut terjadi hanya beberapa kilometer dari lokasi persidangan Derek Chauvin, seperti diberitakan Reuters.
Kini, Kim Potter dan Kepala Kepolisan Minneapolis, Tim Gannon, telahh menyerahkan pengunduran dirinya. Namun, tengah dipertimbangkan bagi Potter untuk dipecat alih-alih diterima pengunduran dirinya.
ADVERTISEMENT
Tanda jalan Black Lives Matter Plaza terlihat di dekat Gereja Episkopal St. John di Washington, AS, (5/6). Foto: REUTERS/Carlos Barria