Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Siapa yang setiap hari melewati daerah Kemang, Jakarta Selatan, beberapa bulan terakhir? Pasti tak sedikit dari Anda yang merasakan kemacetan parah, baik di hari kerja maupun libur.
ADVERTISEMENT
Akhir-akhir ini, sejumlah masyarakat mengeluhkan jalanan di kawasan Kemang lebih macet dari sebelum-sebelumnya. Tidak bukan karena sedang ada pengerjaan revitalisasi trotoar sepanjang 7 kilometer.
Pengerjaan proyek ini sudah berlangsung sejak Juni 2019, dan ditargetkan rampung akhir tahun ini. Namun, tidak sedikit yang mengeluhkan proyek ini berimbas pada kemacetan yang lebih parah, hingga pejalan kaki yang tidak leluasa berjalan.
Sampai saat ini, proyek masih berlangsung. Jika Anda melintasi Jalan Kemang Raya sampai Jalan Prapanca, akan terlihat beberapa lubang galian di trotoar belum tertutup. Begitu juga dengan tumpukan material yang masih menumpuk di trotoar.
Meski begitu, di sejumlah titik, trotoar tampak sudah sampai tahap akhir dan mulai bisa dilewati oleh pejalan kaki.
ADVERTISEMENT
Rere, misalnya, yang kerap menghabiskan akhir pekan di Kemang. Ia merasa tidak nyaman saat berjalan kaki di trotoar yang masih belum rampung itu.
"Selama ada pembangunan di sana, jalan kaki memang masih bisa kan. Tapi, jadi enggak nyaman sih," kata Rere kepada kumparan, Jakarta Selatan, Sabtu (7/12).
Pengalaman kurang nyaman yang dialami Rere karena ia harus naik turun trotoar-bahu jalan-trotoar untuk menghindari proyek. Ia juga bersiaga agar tak terserempet kendaraan yang melintas.
Keluhan juga datang dari pengendara mobil maupun motor. Proyek revitalisasi trotoar ini membuat ruas jalan semakin menyempit , karena menggunakan bahu jalan untuk memarkirkan kendaraan pengangkut material. Sehingga, macet pun tak dapat terhindarkan.
"Karena di lampu merah itu kadang ada truk parkir, jadi sudah berhenti, kena lampu merah, ya tambah padat," ucap seorang pengendara motor, Fauzan.
ADVERTISEMENT
Pada Oktober lalu, Sudin Perhubungan Jakarta Selatan mulai menerapkan tiga lajur di Jalan Raya Kemang. Pembagian lajur ini bertujuan untuk mengurangi kemacetan di sana.
Apa kata Pemprov DKI?
Kepala Dinas Perhubungan DKI Hari Nugroho memastikan proyek revitalisasi trotoar Kemang rampung akhir Desember 2019. Sehingga, mulai awal 2020, masyarakat sudah dapat menikmati trotoar dan jalanan yang lebih baik.
“Setelah itu Januari 'kan sudah enak. Nanti bisa dilihat perkembangannya yang dulunya sempit. Di Kodam itu, dulunya sempit, sekarang lebar,” ungkap Hari, Kamis (5/12).
Hari juga membantah pembangunan trotoar ini memakai badan jalan. Menurutnya, sejak dulu jalanan di Kemang memang sudah sempit. Meski begitu, ia tak menampik memang terjadi peningkatan kemacetan selama proyek berlangsung.
ADVERTISEMENT
“Trotoar Kemang kalau bikin macet, sebelum dibikin pun sudah macet. Kalau tambah macet, ya, cuma sekadar saja. Yang penting kalau nanti sudah selesai, otomatis lancar. Namanya [pembangunan] infrastruktur enggak ada yang enggak bikin macet,” jelasnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan salah satu alasan trotoar Kemang ditata agar bisa meningkatkan perekonomian masyarakatnya. Menurut Anies, dengan trotoar yang luar, masyarakat bisa leluasa berjalan dan memilih tempat jualan atau makanan yang dituju.
“Bahwa area pejalan kaki dibuat besar sehingga warga bisa bergerak dari tempat satu ke tempat lain dengan leluasa. Kita ingin nantinya kegiatan perdagangan, restoran, kafe, dan lain-lain bisa bergerak dengan baik karena mobilitas penduduk cukup tinggi,” kata Anies, Kamis, (11/4).
ADVERTISEMENT
Revitalisasi trotoar di Kemang akan menghabiskan anggaran sekitar Rp 100 miliar, yaitu untuk membangun trotoar sepanjang 7 kilometer di kawasan Kemang dan 2,2 kilometer di kawasan Satrio-Casablanca.