Kemarahan Hingga Ancaman Reshuffle Jokowi Bisa Jadi Karena Agenda Settingan

4 Juli 2020 15:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo memimpin rapat kabinet terbatas di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (27/12/2019).  Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo memimpin rapat kabinet terbatas di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (27/12/2019). Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
ADVERTISEMENT
Kemarahan Jokowi hingga memicu ancaman reshuffle karena kinerja kabinet menteri biasa-biasa saja selama penanganan pandemi virus corona masih menjadi perbincangan. Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya, menilai kemarahan Jokowi tersbut bisa saja karena agenda settingan.
ADVERTISEMENT
"Jadi ini bukan tentang keras suaranya publik, tapi tentang istilahnya Jokowi merasa kecewa dengan kinerja kabinet," kata Toto -- sapaan Yunarto -- dalam diskusi virtual, Sabtu (4/7).
"Saya setuju adanya agenda setting. Marahnya itu pasti disiapin, tapi marah dengan teks itu pemerintahan. Kalau tanpa teks itu oposisi," lanjutnya.
Toto juga menggarisbawahi langkah Istana yang tidak langsung mengunggah video tersebut. Diketahui, video tersebut diunggah pada 28 Juni, 10 hari setelah Sidang Kabinet.
Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, dalam Expose Data Quick Count Pemilu 2019 di Hotel Morrissey, Jakarta, Sabtu (20/4). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Menurutnya, hal itu baru dilakukan setelah mencermati isu yang berkembang dan dinilai merupakan langkah 'mencubit' yang lunak.
"Tetapi pertanyaannya tidak diupload (langsung) oleh Sekneg, harus ada jeda. Bukan langsung 2 jam misalnya. Tapi saat itu diupload itu mungkin sudah ada perkembangan lain atau kebijakan lain yang diambil, yaitu misalnya reshuffle. Itu prakondisi yang baik. Itu cara mencubit menteri tapi menurut saya lunak," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Toto juga menyebut bisa saja saat itu Jokowi sudah melakukan reshuffle. Sehingga ancaman itu hanya prakondisi untuk membuat masyarakat tidak kaget jika nanti Jokowi mengumumkan reshuffle.
"Harusnya misalnya ada yang bilang konsolidasi. Tapi bisa jadi itu sudah ada reshuffle sehingga itu hanya prakondisi untuk membuat rakyat tidak kaget pada keputusan reshuffle yang akan diambil," pungkasnya.
Dalam video pembukaan Sidang Kabinet 18 Juni, Jokowi mengancam akan membubarkan lembaga atau mencopot menteri. Sebab menurutnya, kinerja menteri biasa-bisa saja dalam menghadapi pandemi virus corona yang sudah berjalan 3 bulan.
"Bisa saja membubarkan lembaga, bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran ke mana-mana saya," kata Jokowi dengan nada tinggi di depan para menteri dalam video yang diupload pada Minggu (28/6).
ADVERTISEMENT
Jokowi menyebut para menteri seharusnya bekerja luar biasa untuk mencegah krisis lebih parah terjadi, termasuk menyelamatkan rakyat Indonesia yang terdampak corona.
"Jangan kerja standar," tegas Jokowi.
===========
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona