Kematian Dokter China yang Dibungkam karena Virus Corona Diinvestigasi

7 Februari 2020 14:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi virus corona. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virus corona. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Kasus kematian Li Wenliang (34), dokter yang dibungkam pemerintah China saat menginformasikan potensi bahaya virus corona, menuai kecaman dan kesedihan publik.
ADVERTISEMENT
Dilansir AFP, Jumat (7/2), publik China ramai membicarakan kematian dokter Li di media sosial Weibo dan menganggapnya sebagai pahlawan. Sebaliknya publik China mengecam pemerintah yang tak serius menanggapi potensi bahaya virus corona sejak diungkap pertama kali oleh dokter Li di Kota Wuhan.
"Pejabat gemuk yang hidup dengan uang publik, semoga Anda mati karena badai salju," tulis seorang pengguna Weibo yang marah.
Petugas mengambil sampel dari pasien yang diduga terkena virus corona di tempat karantina di Wuhan, China. Foto: STR / AFP
Merespons kecaman publik atas kematian dokter Li, Central Commission for Discipline Inspection atau Komisi Pusat untuk Inspeksi Disiplin China mengumumkan akan menginvestigasi kasus ini.
Lembaga tersebut mengirim tim ke Kota Wuhan, Provinsi Hubei, untuk menyelidiki secara komprehensif terhadap masalah yang melibatkan kematian dokter Li.
Pemerintah Provinsi Hubei mengatakan, kematian dokter Li menunjukkan risiko besar terhadap para dokter yang merawat pasien virus corona di Kota Wuhan. Di pusat penyebaran virus corona ini tim medis kewalahan dan kekurangan alat pelindung dalam merawat pasien virus corona.
ADVERTISEMENT
Dokter Li yang bekerja di Rumah Sakit Pusat Wuhan meninggal dunia pada Kamis (6/2) waktu setempat. Kematian dokter Li ini dikonfirmasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Petugas medis menggunakan pakaian pelindung memindahkan pasien kelompok pertama yang terkena virus corona ke Rumah Sakit Huoshenshan di Wuhan, Hubei, China. Foto: Xiao Yijiu/Xinhua via AP
Dokter Li mulai menunjukkan gejala virus corona seperti batuk dan demam pada 10 Januari 2020. Ia diduga tertular dari pasiennya dan dinyatakan positif corona dua hari kemudian.
Kondisi dokter Li terus memburuk sehingga dia harus dirawat di ruang ICU dengan bantuan oksigen. Ia juga sempat wawancara dengan CNN pada Selasa (4/2) lalu, dan terlihat batuk-batuk serta sesak nafas.
"Saya hampir tidak bisa bernapas," kata dokter Li dalam wawancara via telepon dengan CNN.
Dalam hasil penyelidikan New York Times, terungkap dokter Li adalah satu dari delapan orang yang sempat ditahan polisi Kota Wuhan. Alasannya, mereka dianggap menyebarkan berita hoaks yang berpotensi memicu keresahan.
ADVERTISEMENT
Dokter spesialis mata itu sempat memperingatkan kawan-kawannya di grup tim medis soal kemunculan lagi virus semacam SARS pada akhir Desember 2019 lalu. Peringatan dokter Li ini tersebar lalu viral, tanpa menyensor namanya.
Polisi menganggap dokter Li menyebarkan rumor. Sehingga diwajibkan menandatangani surat pengakuan telah melakukan tindakan yang salah. Kepada CNN, dokter Li mengaku terpaksa menandatangani surat itu karena takut dipenjara.

China Coba Menutupi Potensi Bahaya Virus Corna

Atas kondisi ini, pemerintah China dianggap telat mendeteksi bahaya virus corona yang telah menewaskan lebih dari 630 orang. Hal ini terjadi karena China mencoba menutupi wabah virus corona di awal perkembangan wabah di Wuhan.
Menurut sumber New York Times, upaya China menutupi penyebaran virus karena alasan politis. Pasalnya, pada Januari 2020 Partai Komunis China akan melakukan Kongres tahunan. Kongres ini adalah ajang penting bagi Partai Komunis China untuk menyampaikan program pemerintah ke depan.
Aktivitas tim medis Rumah Sakit Wuhan, China saat merawat pasien terjangkit virus corona. Foto: THE CENTRAL HOSPITAL OF WUHAN VIA WEIBO /via REUTERS
Baru pada 20 Januari, pemerintah China serius menangani virus. Mereka mengeluarkan imbauan bagi warga, hingga mengisolasi kota Wuhan dan kota-kota lainnya di provinsi Hubei. Tapi semuanya sudah terlambat, virus terlanjur menyebar secara global.
ADVERTISEMENT
Para ahli menganggap apabila saja sejak awal pemerintah China mengungkapkan bahaya virus corona, maka angka penularan virus bisa ditekan. Selain itu, sejak awal 11 juta warga Wuhan bisa mengantisipasi penularan dengan memakai pelindung diri atau menghindari keramaian.