Kemendikbud: Ada Disparitas Hasil Belajar Online Siswa Pemilik Gawai dan Tidak

13 Agustus 2020 18:26 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang anak sedang belajar dengan memanfaatkan fasilitas internet murah untuk dukung belajar online dari Paguyuban Bintaran Bersatu, Bintaran Kidul, Mergangsang, Kota Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Seorang anak sedang belajar dengan memanfaatkan fasilitas internet murah untuk dukung belajar online dari Paguyuban Bintaran Bersatu, Bintaran Kidul, Mergangsang, Kota Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Kemendikbud memastikan izin kegiatan belajar-mengajar (KBM) tatap muka di sekolah pada zona hijau dan kuning virus corona telah berdasarkan berbagai pertimbangan. Termasuk kekurangan dari sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau belajar online.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud, Jumeri, mengatakan, salah satu dampak negatif tersebut adalah perbedaan hasil belajar siswa yang memiliki perangkat elektronik memadai dan siswa yang tidak mempunyai.
"Pada PJJ ada kesenjangan hasil belajar antara kelompok yang punya perangkat media teknologi IT dengan yang tidak. Yang punya kesempatan itu akan punya kemampuan tinggi, sebaliknya bagi mereka yang tidak punya ada kesenjangan, disparitas peserta didik akan kesenjangannya makin jauh," jelas Jumeri dalam konferensi pers virtual, Kamis (13/8).
Sejumlah pelajar sekolah dasar (SD) mengikuti pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan jaringan internet gratis yang disediakan sebuah warung kopi di Jombang, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (29/7). Foto: Muhammad Iqbal/ANTARA FOTO

Guru Jangan Hanya Berfokus ke Target Belajar Online Siswa

Jumeri kemudian menyoroti guru yang masih berfokus pada upaya pemenuhan target belajar online siswa, dengan memberikan tugas yang banyak.
"Lalu masalah lain bapak ibu guru secara umum belum banyak dipahami, gagap teknologi, berfokus pada target, masih memberikan materi berupa penugasan, anak-anak merasa berat," kata Jumeri.
ADVERTISEMENT
Menurut Jumeri, beban tugas yang berat malah akan membuat siswa jenuh dan stres selama belajar online. Hal ini, kata Jumeri, perlu diperhatikan oleh para guru dalam memberikan tugas selama belajar online.
"Yang terjadi adalah mereka (siswa) mengalami tekanan mental, jenuh, stres juga karena tugas yang banyak dari guru, lalu dia diisolasi di ruangan rumah. Kita tidak tahu semua (kondisi) rumah ideal untuk tempat tinggal anak-anak (untuk belajar)," pungkasnya.
----------------------------------
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona