Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggelar Konferensi Pendidikan Indonesia (KPI) selama dua hari sejak 30 November hingga 1 Desember 2019 di Gedung Kemendikbud. Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah komunitas dan organisasi pendidikan (KOP) dari berbagai wilayah Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dalam KPI kali ini, ada tiga poin yang menjadi fokus pembahasan, yakni integrasi, kolaborasi, dan inovasi. Selain itu, ada tujuh permasalahan pendidikan yang juga dibahas, yakni pengembangan guru, pendidikan keluarga, homeschooling dan PAUD, pengembangan anak muda, literasi, pendidikan karakter, pendidikan untuk semua, dan teknologi dalam pendidikan.
Saat ini, diperlukan keterlibatan semua pihak, bukan hanya mereka yang bergerak di dunia pendidikan, untuk perubahan pendidikan Indonesia. Diperlukan dukungan mulai dari korporasi, media, industri kreatif, organisasi kemasyarakatan, dan masyarakat berkomitmen untuk berpihak kepada anak.
KPI juga menghadirkan sesi cerita hingga berbagi pengalaman praktik baik dari puluhan KOP yang telah berhasil memberdayakan KOP-nya dan berdampak pada tujuan perubahan pendidikan Indonesia, termasuk dari pengalaman dari sejumlah tokoh nasional.
Mendikbud Nadiem Makarim menilai praktik nyata yang dilakukan KOP ini membutuhkan keselarasan agar dampaknya dapat dirasakan bukan saja oleh sebagian anak, tetapi oleh semua dan setiap anak. Sangat diperlukan integrasi, kolaborasi, dan inovasi untuk perubahan pendidikan Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Tugas pendidikan dalam masyarakat adalah mencerahkan budaya kita untuk terus bisa maju ke depan dan berkembang sebagai masyarakat. Tidak akan sampai kalau hanya bergantung pada sistem pendidikan formal. Kalau tidak (melibatkan seluruh pihak), tujuan revolusi budaya dan perubahan pola pikir tidak akan tercapai,” kata Nadiem keterangan tertulisnya, Minggu (1/12) saat menggelar diskusi panel di KPI.
Sementara itu, Menkeu Sri Mulyani menekankan inovasi pendidikan dari publik perlu didukung oleh pemerintah. Sebab pendidikan adalah satu-satunya yang diatur dalam Konstitusi.
"Dari sisi kebijakan, kami memiliki program super deduction tax. Jika ada perusahaan yang melakukan CSR (Corporate Social Responsibility) terutama dibidang vokasi, bisa mengklaim double deduction. Selain itu pemerintah juga punya mekanisme hibah yang bisa disinergikan dengan program komunitas, tentunya dengan akuntabilitas anggaran,” kata Sri Mulyani Indrawati dalam kesempatan yang sama.
Aktris Dian Sastrowardoyo yang juga hadir dalam KPI ikut berbicara mengenai pendidikan Indonesia. Kata Dian, keberpihakan kepada anak juga dapat dipraktikkan dalam keseharian melalui dukungan para pelaku industri kreatif.
ADVERTISEMENT
“Sudah 20 tahun saya menekuni dunia peran, tahun ini mulai menjadi produser karena mau ikut memberi bentuk pada industri film. Industri yang sekarang lagi seru banget, tetapi tidak banyak yang peduli dengan pendidikan. Karena kita (pelaku industri kreatif) juga punya kontribusi untuk membangun bangsa,tentang perannya sebagai figur publik," ucap Dian.
CEO Paragon Technology & Innovation, Salman Subakat, yang mewakili korporasi menyebutkan bahwa inovasi tidak akan terjadi kalau tidak terbangun ekosistem. Tanpa perusahaan besar, ekonomi tidak akan bergerak. Tanpa adanya pendidikan, perusahaan besar juga tidak akan ada.
Sementara mewakili media, Pemimpin Redaksi Koran Tempo, Budi Setyarso, menegaskan komitmennya mendukung perubahan pendidikan Indonesia. Media akan menjadi pengontrol pendidikan dan menyampaikan suara-suara mereka yang tidak bersuara.
ADVERTISEMENT
“Media sendiri selalu menjadi alat pengontrol pendidikan dan menyuarakan orang-orang yang tidak bersuara. Gerakan itu sendiri adalah bagaimana kita dengan kapasitas dan kemampuan masing-masing menambal atau mengatasi kekurangan dari kelompok-kelompok lain,” kata Budi.
Inisiator Semua Murid Semua Guru (SMSG), Najelaa Shihab, yang juga hadir dalam KPI ikut memberikan pandangannya terhadap kondisi anak dalam pendidikan Indonesia. Menurutnya, anak yang merupakan subjek utama dunia pendidikan sering kali dikorbankan.
Najelaa mengungkapkan, membahas mengenai kondisi gawat darurat dalam dunia pendidikan di Indonesia, banyak sekali persoalan yang dapat ditemui. Mulai dari akses pendidikan yang terbatas, kualitas pengajar yang belum mumpuni, hingga ketidaksetaraan dalam pendidikan. Padahal, pendidikan khususnya kesetaraan sudah diatur dan dilindungi oleh Undang-undang.
ADVERTISEMENT
"Kita semua harus membayangkan betapa besar skala perubahan pendidikan yang perlu kita upayakan bagi 83 juta anak Indonesia," kata Najelaa.
Najelaa melihat saat ini untuk melakukan perubahan dalam dunia pendidikan anak di Indonesia tidak hanya bisa dilakukan oleh pemerintah. Diperlukan juga partisipasi publik termasuk komunitas dan organisasi yang ada di Indonesia.
Najelaa mengatakan saat ini KOP Indonesia sudah banyak mulai banyak bekerja di lapangan dan menciptakan inovasi yang dampaknya dirasakan oleh anak. Sudah ada sekitar 600 KOP yang tergabung dalam SMSG untuk merubah pendidikan.
“Sebenarnya, di percakapan sehari-hari, KOP sudah banyak mengupayakan integrasi visi. Percakapannya hari ini difinalisasi dengan berbagai pemangku kepentingan sehingga kita semua dalam kondisi untuk siap berdaya dan siap bekerja barengan, siap memberi dampak,” jelas Najelaa.
ADVERTISEMENT
Selain itu, terdapat dalam KPI juga 100 sesi coaching yang bertujuan untuk mendorong peningkatan kapasitas KOP agar dapat merealisasikan rencana aksi dengan optimal. Salah seorang peserta coaching yakni Karin Karina yang merupakan perwakilan Kinarya Gagas berharap coaching itu dapat menjadi solusi dalam untuk menghadapi permasalahan.
"Harapan saya semoga jadi dapat inspirasi alternatif jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi oleh organisasi saya," kata Karin.
Nantinya, hasil KPI akan menghasilkan rencana aksi dari berbagai lintas dan pemangku kepentingan untuk perubahan pendidikan di Indonesia.
Kegiatan KPI diakhiri dengan deklarasi Komitmen Kerja Barengan Pendidikan di mana perwakilan dari setiap klaster kerja akan menyatakan janjinya di hadapan publik untuk terus mengupayakan skala perubahan pendidikan bagi 83 juta anak Indonesia.
ADVERTISEMENT
Bukan untuk sebagian saja, tetapi semua dan setiap anak. Bukan untuk lima tahun ke depan saja, tetapi konsisten sampai puluhan tahun berikutnya.