Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Kemendikdasmen Teken MoU Bareng Kemnaker-KemenP2MI: Pelatihan-PKL di LN
24 Maret 2025 13:19 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menandatangani nota kesepahaman (MoU) bersama Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) dan Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (KemenP2MI). Isinya kesepakatan pelatihan dan praktik kerja lapangan (PKL) bagi siswa SMK.
ADVERTISEMENT
Mendikdasmen Abdul Mu’ti mengatakan, pelatihan ini bertujuan untuk memudahkan para siswa SMK mendapatkan pekerjaan yang dikelola oleh Kemenaker. Harapannya para siswa dapat mengembangkan keahlian sesuai bidang yang mereka tekuni.
“Kami dengan Kementerian Ketenagakerjaan akan bekerja sama untuk pengembangan pelatihan bagi para siswa SMK untuk dapat praktik di PKL yang dikelola oleh Kementerian Ketenagakerjaan,” kata Mu’ti di Gedung A Kemendikbudristek, Jakarta Pusat, Senin (24/3).
“Selain diharapkan dapat meningkatkan kemampuan atau skill mereka sesuai dengan bidang-bidang yang mereka tekuni, juga diharapkan nanti para siswa SMK dapat memiliki sertifikat sesuai dengan program pelatihan yang mereka ikuti di PLK-PLK yang diselenggarakan atau dikelola oleh Kementerian Ketenagakerjaan,” tambah dia.
Mu’ti menambahkan, untuk kerja sama dengan KemenP2MI adalah dengan mempersiapkan lulusan SMK untuk bekerja di mancanegara. Nantinya, program pembelajaran di SMK unggulan akan dibuat selama empat tahun, yang tahun terakhirnya digunakan untuk PKL di luar negeri.
ADVERTISEMENT
“Kemudian dengan Kementerian Perlindungan Pekerja Migran, kami nanti akan bekerja sama untuk menyiapkan lulusan SMK yang siap untuk bekerja di mancanegara. Dan kami merencanakan SMK-SMK kita, terutama SMK yang sudah berperingkat PK, program keunggulan itu, nanti akan kami desain untuk menjadi SMK yang masa studinya sedikit lebih lama dari SMK yang lainnya,” jelas Mu’ti.
“SMK itu kita desain untuk nanti, bisa belajar empat tahun dan satu tahun yang terakhir adalah untuk penyiapan mereka bekerja di mancanegara dan jalurnya sudah ada di Kementerian Perlindungan Pekerja Migran,” sambungnya.
Siapkan Kurikulum Khusus PKL di Luar Negeri
Sementara itu Menteri Pekerja dan Perlindungan Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding mengatakan, tengah merancang kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja luar negeri. Nantinya, dalam kurikulum ini, siswa-siswi yang berminat untuk bekerja di luar negeri akan dikelompokkan.
ADVERTISEMENT
“Jadi sejak awal, kurikulum di SMK yang [tadi] disampaikan, oleh satu tahun beliau tadi itu, sudah kita sesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja luar negeri. Ini yang kita sedang rancang bersama beliau,” kata Abdul Kadir Karding.
“Yang kedua, kita juga akan menempatkan, kalau bisa nanti SMK atau LKP (Lembaga Kursus dan Pelatihan) ini, sejak awal sudah kita peminatan, siapa mau berangkat ke luar negeri sejak awal sudah, kita apa namanya, kita klaster khusus,” ujarnya.
Dari pengelompokan tersebut, para siswa akan ditempatkan di beberapa negara dengan jabatan kerja tertentu, sehingga lebih terstruktur dalam pembagian kerjanya.
“Lalu negaranya negara mana, jabatan kerjanya apa, lalu nanti langsung kita sambungkan dengan penempatan. Sehingga lebih terkawal, lebih jelas, dan job order itu tidak ada jawaban. Kita bisa jawab, oh ini ada, kita punya,” jelas Politikus Gerindra tersebut.
ADVERTISEMENT
Selain bekerja di luar negeri, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengatakan, para siswa kelas 13 dapat mengisi tahun terakhir dengan mengikuti pelatihan di balai vokasi atau pelatihan kerja. Pelatihan ini bertujuan untuk mengurangi tingkat pengangguran lulusan SMK yang mencapai sekitar 3 juta pada tahun 2025.
“SMA dan SMK pada dunia kerja jadi tema besar yang tadi saya sampaikan itu adalah school to work transition. Tadi dari Prof Muti dari Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah ada pola memperpanjang itu tadi satu tahun. Tapi sebenarnya juga bisa sifatnya itu adalah secara sesudah lulus kemudian upgrading, upskillingnya itu dilakukan di balai vokasi atau balai latihan kerja,” jelas Yassierli.
“Dengan tema-tema kompetensi atau keahlian yang beragam dan memang ini sejalan dengan tuntutan kita untuk memenuhi kompetensi-kompetensi untuk future jobs dan ini adalah tema besar kita sehingga kita berharap potret saat ini pengangguran lulusan SMA dan SMK yang sebesar 3 juta. Itu kemudian ke depan semakin menurun dan kita punya solusi-solusi adanya alignment dari institusi pendidikan,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT