Kemenkes: Tak Betul Faskes Kolaps, tapi Overload karena Pasien Corona Banyak

4 Juli 2021 7:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas kesehatan membawa pasien menuju ruangan perawatan dari pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bandung, Jawa Barat, Kamis (1/7/2021). Foto: Novrian Arbi/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kesehatan membawa pasien menuju ruangan perawatan dari pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bandung, Jawa Barat, Kamis (1/7/2021). Foto: Novrian Arbi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Kelompok pemerhati perkembangan COVID-19 di Indonesia, LaporCovid-19, menyebut faskes di Indonesia tengah kolaps. Hal ini dilihat dari banyaknya kasus pasien corona meninggal saat isolasi mandiri karena tak bisa dirujuk ke rumah sakit atau faskes lainnya.
ADVERTISEMENT
Namun Kemenkes membantah faskes kolaps menghadapi lonjakan pasien corona. Jubir Kemenkes dr Nadia Tarmizi menegaskan faskes memang penuh karena banyak pasien yang datang secara bersama-sama.
"Kalau dikatakan kolaps tidak betul, tapi kalau faskes overload betul. Ini karena jumlah pasien sangat banyak yang datang pada waktu yang bersamaan," ujar Nadia saat dikonfirmasi, Minggu (4/7).

Instruksi Kemenkes Menyikapi Faskes Overload

Orang-orang beristirahat di ruang gawat darurat pasien corona di sebuah rumah sakit pemerintah di Jakarta, Selasa (30/6). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
Atas kondisi faskes yang overload ini, Nadia menyebut Kemenkes sudah menginstruksikan pemda untuk menambah bed occupancy rate (BOR), termasuk menambah kapasitas dari rumah sakit swasta.
"Kemenkes telah menginstruksikan penambahan tempat tidur dan ruang rawat inap kepada Pemda provinsi dan kab kota untuk mengkonversi seluruh fasyankes yang ada termasuk RS swasta minimal 40% dari tempat tidur rawat inap untuk pasien COVID-19 untuk daerah zona merah," urai Nadia.
ADVERTISEMENT
"Minimal 30% tempat tidur rawat inap untuk pasien COVID-19 untuk zona kuning, dan minimal 30% tempat tidur rawat inap untuk pasien COVID-19 untuk zona hijau," lanjutnya.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi. Foto: Kemkes RI
Kemudian Kemenkes juga sudah menginstruksikan pengalihan gedung-gedung pemerintah, seperti asrama haji, menjadi tempat isolasi.
"Penambahan tempat isolasi terpusat baik di asmara haji di seluruh provinsi telah dikoordinasikan dengan Kemenag," ujarnya.
Sementara kepada pasien corona bergejala ringan maupun OTG, Nadia mengimbau untuk tetap tenang dalam menjalani isolasi mandiri di rumah. Menurutnya, rujukan untuk dirawat ke faskes dikhususkan bagi pasien bergejala sedang dan berat.
"Selain itu merekomendasi pasien COVID-19 dengan gejala ringan dan tanpa gejala untuk isolasi mandiri di rumah tetapi yang gejala sedang (saturasi<90%, ada komorbid tidak terkontrol) untuk segera ke faskes supaya tidak terlambat penanganannya," kata Nadia.
ADVERTISEMENT