Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kondisi keluarga Riska yang pas-pasan juga menjadi kendala dalam hal pengobatan. Kedua orang tua Riska, Herianto dan Muzarniati bekerja sebagai penyadap karet di Pekanbaru, penghasilannya pun tak menentu.
Karenanya, Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora) menggalang dana untuk biaya pengobatan Riska. Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) Gatot Sulistiantoro Dewa Broto, mengatakan saat ini penggalangan dana di internal Kemenpora sedang berjalan.
"Saya sedang galang dukungan (dana) internal Kemenpora," katanya kepada kumparan, Sabtu (1/2).
Gatot juga mengaku telah memberikan sejumlah dana sumbangan secara pribadi kepada salah satu pengelola Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) Kota Pekanbaru, Riau .
"Kalau secara pribadi (dana) sudah dikirim melalui Pengda PBVSI Riau)," katanya.
ADVERTISEMENT
Kisah luka yang dialami Riska bermula pada pada pertengahan 2019. Kala itu dia dan teman-temannya sedang mengikuti pelajaran olah raga di sekolah. Riska yang sedang asik berolahraga tiba-tiba terjatuh dan lututnya terbentur.
"Awalnya cuma sakit biasa terus hilang lagi. Lama-lama ngilu cuma belum bengkak," kata Riska saat berbincang dengan kumparan, Jumat (31/1).
Kemudian, pada Juli 2019, lutut kanan Riska mulai bengkak dan terus membesar, hingga akhirnya pada Agustus 2019 Riska tidak kuat berjalan lagi. Akibatnya saat ini Riska terpaksa tidak sekolah.