Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Kemhan soal Teror KKB di Yahukimo Tewaskan 11 Orang: Langgar Hukum Internasional
10 April 2025 15:10 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Kementerian Pertahanan memberikan penjelasan soal penyerangan KKB pimpinan Elkius Kobak terhadap para pendulang emas di sekitar Kali Silet, perbatasan Kabupaten Yahukimo dengan Kabupaten Asmat.
ADVERTISEMENT
Imbas penyerangan itu, 11 orang dilaporkan tewas. Selain itu, masih ada 2 orang disandera.
Karo Infohan Setjen Kemhan Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang mengatakan, serangan dilakukan pada 6-7 April. Ia memastikan tidak ada anggota TNI menjadi korban.
"Juga ada sekitar puluhan warga yang juga mengungsi ya. Karena kan kita tahu itu korbannya adalah warga pendatang yang memang sudah menetap lama di Papua," kata Frega di Kantor Kemhan, Jakarta Pusat, Kamis (10/4).
Kemhan menuturkan, KKB mengeklaim pihak yang mereka serang adalah mata-mata. Namun, Kemhan memastikan korban bukan mata-mata seperti yang dituduhkan KKB.
"Makanya saya klarifikasi apa yang dilakukan OPM di Yahukimo itu sangat tidak berperikemanusiaan dan menyasar warga sipil. Jadi propaganda yang dilakukan dengan menyebutkan bahwa itu adalah agen intelligent dari TNI itu sama sekali tidak benar," ucap dia.
Meski begitu, Kemhan menyebut para korban tewas yang merupakan pendulang emas, bekerja di tambang tak resmi yang ada di sepanjang Sungai Silet, Kabupaten, Yahukimo.
ADVERTISEMENT
"Memang saat ini yang kita terima informasinya tambang ilegal, tambang ilegal itu di Papua. Itu tentunya yang ilegal itu ada yang dikelola oleh warga lokal dalam arti orang asli Papua ataupun warga pendatang. Tentunya wajar ketika bersaing. Tapi kalau sesama pengelola tambang ilegal tentunya mereka tidak akan sampai seperti membabi buta," kata Frega.
Sejauh ini, sudah ada 6 korban tewas yang sudah diidentifikasi. Mereka adalah Aidil, Sahruddin, Ipar Stenli, Wawan, Feri dan Bungsu. Lima lainnya masih dalam proses.
Para korban tewas mengalami luka di tubuhnya. Mulai dari bacokan, tembakan hingga akibat panah.
"Tentunya ini sangat disayangkan kegiatan OPM dan bukan hanya melanggar hukum nasional, tapi juga hukum internasional, apalagi dia melawan warga sipil yang masuk sebagai nonkombatan dan tidak bersenjata, ini tentunya juga perlu diluruskan, diklarifikasi dan tentunya kita juga akan melakukan segala langkah-upaya bersama dengan stakeholder lain untuk menegakkan kedaulatan," kata Frega.
ADVERTISEMENT
"Kemudian kita menjamin kebutuhan wilayah kita dan menjaga keselamatan bangsa termasuk juga masyarakat yang ada di Papua, baik orang asli maupun warga pendatang di sana," tutup dia.
Sebelumnya, Dandim 1715/Yahukimo Letkol Inf Tommy Yudistyo mengatakan, KKB pimpinan Elkius Kobak menyerang dan membunuh pendulang emas di sekitar Kali Silet, perbatasan Kabupaten Yahukimo dengan Kabupaten Asmat.
Ia juga membantah pendulang yang menjadi korban pembunuhan KKB di Kali Silet perbatasan Kabupaten Yahukimo dengan Kabupaten Asmat itu merupakan anggota TNI.
"Korban dipastikan bukan anggota TNI sehingga apa yang dinyatakan KKB adalah berita hoaks, bohong, atau tidak benar," tegas dia.
Tommy mengatakan, KKB sengaja menyebar informasi dengan menyatakan bila korban adalah anggota TNI, padahal korban adalah warga sipil yang mendulang emas.
ADVERTISEMENT