Kendala Program Cuci Tangan di Sumba: Hujan 2 Bulan Sekali, 3.944 Rumah Tanpa WC

15 Oktober 2020 11:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi cuci tangan. Foto: ANTARA FOTO/Arnas Padda
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cuci tangan. Foto: ANTARA FOTO/Arnas Padda
ADVERTISEMENT
Indonesia ikut memeriahkan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia yang digelar rutin setiap Oktober sejak 2008 silam. Meski kampanye mencuci tangan menggunakan sabun sudah dilakukan jauh sebelum pandemi, namun menurut Deputi Kemenko PMK Agus Suprapto, masih banyak orang Indonesia yang tidak memiliki tempat cuci tangan dan MCK di rumahnya.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, ada beberapa daerah di Indonesia yang mengalami kekeringan dan tidak ada air mengalir seperti di Pulau Sumba, khususnya di Sumba Barat Daya. Di wilayah tersebut, dalam satu tahun, hujan hanya turun 2-3 bulan dalam satu tahun dengan intensitas rendah dan mencari air pun susah.
"Misalnya di Sumba Barat Daya, di Kecamatan Kodi, masih ada 5.219 keluarga tanpa ada tempat cuci tangan, tanpa MCK. Di Kodi Utara, ada 3.944 keluarga tanpa punya WC," papar Agus di Kampanye Nasional dan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia, Kamis (15/10).
Tengkorak kuda terlihat di sebuah lapangan di desa Hamba Praing, kabupaten Kanatang, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
Akibatnya, kehidupan masyarakat di sana masih kurang higienis. Masih banyak yang buang air besar sembarangan karena tidak ada tempat MCK yang memadai.
"Nah lalu cuci tangannya bagaimana? Itu yang kita perlu hadir. Teman-teman di PUPR sudah perhatian, tapi kemajuannya kurang cepat. Di kota, tantangannya belum seberapa, tapi di daerah-daerah yang sangat kering itu butuh perhatian kita bersama," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Apalagi, cuci tangan merupakan salah satu tindakan pencegahan penularan virus corona yang dinilai cukup ampuh selain menggunakan masker dan menjaga jarak. Pasalnya, virus corona yang tertempel di tangan atau benda dipercaya bisa hilang dengan air mengalir dan sabun.
"Kesadaran masyarakat akan cuci tangan pakai sabun ini akhir-akhir ini meningkat dan itu menggembirakan. Karena ada tantangannya, lawannya COVID-19," ucap Agus.
"Itu khasnya orang Indonesia, kalau ada ancaman, baru hatinya tergerak. Jadi akhirnya mereka terpaksa harus cuci tangan dan sebagainya. Tapi ini pemicu bagi semua pihak karena cuci tangan bisa berpengaruh sangat besar," lanjutnya.
Cuci tangan memang tidak hanya ampuh menekan penularan virus corona, namun juga penyakit lainnya. Misalnya, kata Agus, dengan cuci tangan menggunakan sabun, kemungkinan terkena diare bisa ditekan hingga 45 persen.
ADVERTISEMENT
"Begitu diare, penyakit lain mudah masuk. Ketika diare, jadi kurang gizi, apa yang dia masukkan akan keluar lagi, dia akan dehidrasi, dan kemungkinan risikonya lebih besar bagi anak kecil. Jadi cuci tangan pakai sabun ini harus didengungkan terus," pungkas Agus.
****
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona