Kesaksian Mahmoud Khalil: Diborgol dan Merasa Diculik saat Ditangkap Aparat AS

Mahmoud Khalil. Foto: Jeenah Moon/REUTERS

Pengacara Mahmoud Khalil mengungkapkan kliennya merasa diculik karena diborgol dan dibelenggu ketika dibawa dari New York menuju Louisiana minggu lalu.

Khalil adalah mahasiswa Palestina pemimpin demo pro-Palestina di kampus ternama di AS, Columbia University. Otoritas AS menyatakan Khalil ditangkap lantara terkait dengan kelompok Hamas.

Dalam keterangan yang dirilis pengacaranya, dijelaskan secara detail apa yang terjadi pada Khalil ketika dia dibawa ke Louisiana oleh aparat yang disebut tidak pernah mengungkap identitas mereka. Sesampainya di sana, Khalil dibiarkan tidur di bunker tanpa bantal atau selimut.

Khalil mengajukan gugatan perdata pada Kamis (13/3) malam ke pengadilan federal Manhattan. Gugatan diajukan setelah hakim federal memperbolehkan pengacara berkomunikasi dengan Khalil.

Pengacaranya mengatakan, perlakuan aparat sejak penangkapan pada Sabtu (8/3) hingga Senin (10/3) mengingatkan Khalil ketika dia meninggalkan Suriah, tidak lama setelah teman-temannya menghilang secara paksa selama masa penahanan sewenang-wenang pada 2013.

"Lewat proses ini, Khalil merasa dia seperti diculik," kata pengacaranya terkait perlakuan terhadap kliennya, dikutip dari AP, Jumat (14/3).

Awal minggu ini, Presiden AS Donald Trump mengatakan penangkapan Khalil sebagai yang pertama dari penangkapan lainnya. Lewat tulisannya di media sosial, Trump berjanji akan mendeportasi mahasiswa yang dia sebut terlibat dalam aktivitas pro-teroris, antisemistik, dan anti Amerika.

Dalam dokumen pengadilan, pengacara Kementerian Kehakiman mengatakan Khalil ditahan berdasarkan undang-undang yang mengizinkan Menlu Marco Rubio mengeluarkan seseorang dari negara jika dia memiliki alasan yang masuk akal bahwa kehadiran atau aktivitas mereka berpotensi menimbulkan konsekuensi kebijakan internasional yang serius.

Dalam gugatan perdata yang diajukan Khalil, Trump dan Rubio ditambahkan sebagai terdakwa.

Pengacara pemerintah meminta hakim untuk membatalkan gugatan tersebut atau memindahkannya ke New Jersey atau Louisiana. Dia mengatakan, yuridiksinya berada di lokasi di mana Khalil ditahan sejak ditangkap.

Menurut gugatan itu, Khalil berkali-kali meminta berkomunikasi dengan pengacara setelah dia ditangkap oleh agen federal.

Saat dikonfrontasi oleh aparat Kementerian Keamanan Dalam Negeri, Khalil sempat menghubungi pengacaranya sebelum dibawa ke kantor pusat FBI di Manhattan. Di sana lah Khalil melihat seorang aparat menghampiri aparat lain dan berkata, "Gedung Putih meminta informasi terbaru".

Pada Minggu pagi Khalil dibawa, diborgol, dan dibelenggu menuju Pusat Penahanan Elizabeth di Elizabeth, New Jersey.

Mahmoud Khalil. Foto: Jeenah Moon/REUTERS

Ketika dia sampai di depan antrean untuk diproses, dia diberi tahu bahwa prosesnya tidak akan terjadi karena dia akan dipindahkan oleh otoritas imigrasi. Di dalam mobil van, Khalil menyadari salah satu agen menerima pesan teks yang menginstruksikan agar Khalil tidak menggunakan teleponnya.

Pukul 2.45 siang hari Minggu, dia dibawa ke Dallas dari Bandara Internasional Kennedy untuk penerbangan kedua ke Alexandria, Louisiana. Dia tiba pukul 1 dini hari hari Senin dan dijemput mobil polisi untuk dibawa ke Pusat Penahanan Louisiana di Jena, Louisiana.

Sesampaikan di penjara, dia mulai mengkhawatirkan istrinya dan sangat khawatir melewatkan kelahiran anak pertamanya. Rencananya, Khalil akan mulai bekerja pada April dan menerima tunjangan kesehatan yang diandalkan keluarganya untuk menutupi biaya bersalin dan perawatan anak.

"Sangat penting bagi Khalil untuk bisa melanjutkan pidato politik yang dilindungi, mengadvokasi dan memprotes hak-hak warga Palestina baik di dalam maupun luar negeri," kata gugatan itu.

Pada sidang hari Rabu lalu, pengacara Khalil mengungkapkan dia tidak diizinkan melakukan komunikasi yang dilindungi antara pengacara-klien. Pengacara baru diizinkan berbicara dengan Khalil dalam 10 hari.