Profil Mahmoud Khalil, Mahasiswa Palestina yang Ditahan Aparat AS

14 Maret 2025 11:09 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mahmoud Khalil. Foto: Jeenah Moon/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Mahmoud Khalil. Foto: Jeenah Moon/REUTERS
ADVERTISEMENT
Imigrasi Amerika Serikat (AS) menahan mahasiswa Palestina, Mahmoud Khalil. Penegak hukum AS menuding Khalil berpihak pada Hamas yang merupakan kelompok penguasa Gaza.
ADVERTISEMENT
Mahmoud Khalil merupakan salah satu tokoh penting dalam aksi demonstrasi menentang perang Gaza oleh Israel di Universitas Columbia pada 2024. Aksi demo di sana menarik perhatian dunia.
Langkah pemerintah AS menahan Khalil menuai protes dan kekhawatiran akan kebebasan berpendapat di kampus-kampus.
Khalil masih ditahan di Louisiana setelah menjalani sidang pada Rabu (12/3). Saat itu, pengacaranya berdebat apakah Khalil harus dipindahkan ke New York atau tidak.

Siapa Mahmoud Khalil?

Dikutip dari BBC, Jumat (14/3), Khalil lahir di Suriah dari pasangan pengungsi Palestina. Khalil mendapat gelar ilmu komputer dari Universitas Lebanese American sebelum bekerja untuk Jusoor, lembaga Suriah-Amerika non-profit.
Dia juga mengelola Program Chevening Suriah untuk Kedutaan Besar Inggris di Beirut, menawarkan beasiswa untuk belajar di Inggris. Namun, Kantor Luar Negeri Inggris mengatakan Khalil bekerja di sana lebih dari 2 tahun yang lalu.
ADVERTISEMENT
Khalil pindah ke AS pada 2022, di mana dia mendapat gelar master di Sekolah Urusan Internasional dan Publik di Universitas Columbia. Dia menikah dengan perempuan AS yang kini sedang mengandung 8 bulan dan pernah menghadapi ancaman penangkapan.

Peran Mahmoud Khalil di demo pro-Palestina pada 2022

Mahmoud Khalil mulai dikenal publik karena perannya dalam aksi demonstrasi pro-Palestina di Universitas Columbia pada 2022. Dia memainkan peran memediasi pejabat universitas dan aktivis dan mahasiswa yang mengikuti aksi demonstrasi.
Aktivis pendukung Israel menuduh Khalil menjadi pemimpin Columbia University Apartheid Divest (Cuad), kelompok mahasiswa yang menuntut universitas menarik hubungan keuangannya dengan Israel dan gencatan senjata di Gaza.
Khalil membantah memimpin kelompok itu. Kepada Associated Press, Khalil mengatakan hanya bertugas sebagai juru bicara demonstran dan sebagai mediator dengan pihak universitas.
ADVERTISEMENT
Di tengah aksi demonstrasi tahun lalu, Khalil sempat diskors dari universitas. Saat itu, dia mengatakan kepada BBC bahwa dia bertindak sebagai negosiator utama demonstran dengan pejabat Universitas Columbia dan tidak berpartisipasi langsung dalam aski berkemah mahasiswa karena khawatir itu akan berdampak pada visa pelajarnya.
Masih belum jelas kapan dia mendapatkan green card, yang memberikannya status penduduk tetap.
"[Mereka mengatakan] bahwa setelah meninjau bukti-bukti, mereka tidak menemukan bukti apa pun untuk menskors [saya]," katanya dalam wawancara pada awal Mei.
"Ini menunjukkan betapa acaknya skorsing itu. Mereka melakukan itu secara acak dan tanpa proses hukum," lanjutnya.
Saat itu, dia mengatakan akan terus melakukan aksi demo. Tapi istrinya baru-baru ini mengatakan Khalil mulai mengkhawatirkan deportasi setelah menghadapi serangan online yang sama sekali tidak berdasarkan kenyataan.
ADVERTISEMENT
Istrinya mengatakan, Khalil mengirim email ke Universitas Columbia meminta bantuan hukum mendesak pada 7 Maret, satu hari sebelum agen imigrasi menangkapnya.
Setelah Khalil ditahan, Kementerian Keamanan Dalam Negeri menuduhnya memimpin kegiatan yang berhubungan dengan Hamas tanpa memberikan detail lebih lanjut.
Tuduhan yang sama diungkapkan Gedung Putih. Namun, pengacaranya menyatakan tidak ada bukti bahwa dia memberikan dukungan dalam bentuk apa pun kepada Hamas.