Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Gunung Tangkuban Parahu memuntahkan abu vulkanik pada Jumat (26/7) sore. Salah satu warga di sekitar Gunung Tangkuban Parahu, Hendrik, sebelum kejadian mengaku melihat kuda yang mengamuk karena ketakutan melihat asap dari kawah.
ADVERTISEMENT
"Dikira ada kuda mengamuk, ternyata kudanya takut oleh kawah. Lalu ada suara dentuman, 'duss' gitu, enggak ngabeledug (berdentum). Makanya abdi ngecek ka rumah sakit, bilih aya wargi abdi (saya ngecek ke RS, takutnya ada saudara saya)," kata Hendrik saat ditemui di sekitar Gunung Tangkuban Parahu, Jumat (26/7).
Hendrik yang juga merupakan ketua RT itu menjelaskan, saat terdengar bunyi dari arah kawah, para pengunjung langsung berlarian menyelamatkan diri. Bahkan, para pedagang di lokasi wisata tersebut meninggalkan barang-barang dagangannya karena panik.
"Yang jualan ditinggal semua, orang-orang pada lari, ada yang nyariin anaknya, pokoknya semuanya panik. Jadi abu langsung ke rambut, langsung tebal," ungkap Hendrik.
"Gelap dulu sebelum letusan, jarak pandang (pendek), motor-motor sudah enggak kelihatan," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Ia menuturkan, beberapa orang yang sesak napas karena menghirup abu langsung jatuh. Selain itu, banyak pula pengunjung yang mengalami iritasi mata.
Sementara itu, juru parkir Gunung Tangkuban Parahu, Acep (32), menceritakan saat peristiwa itu terjadi, wisatawan yang datang cukup banyak. Saat itu, sama sekali tidak ada tanda-tanda akan terjadi erupsi.
"Pengunjung lumayan banyak, mobil dan motor. Enggak ada tanda-tanda," ungkap dia.
Namun, tiba-tiba segumpal abu langsung naik dari kawah dan membuat orang-orang berlarian karena panik. Jalan menuju kawah langsung tertutup oleh kabut pekat.
"Lihat awan abu ke atas. Banyak yang turun. Jalan menuju puncak Tangkuban Parahu sudah tertutup abu," kata dia.