Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Ketua DPR AS Nancy Pelosi Akan Kunjungi Armenia Usai Bentrokan dengan Azerbaijan
17 September 2022 10:43 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, mengumumkan rencana untuk mengunjungi Armenia usai negara itu terlibat dalam bentrokan berdarah di perbatasan dengan Azerbaijan. Pelosi akan melakukan perjalanan ke Yerevan pada Sabtu (17/9).
ADVERTISEMENT
Armenia dan Azerbaijan telah melewati eskalasi kekerasan di wilayah perbatasan pada pekan ini. Pertempuran tersebut telah menewaskan lebih dari 200 orang di Nagorno-Karabakh.
Pelosi lantas memutuskan untuk melakukan perjalanan 'spontan' dengan dua anggota Kongres AS keturunan Armenia. Namun, dia menolak untuk merinci rencana tersebut.
"Kami akan mengunjungi Armenia karena kami mendapat undangan dari orang-orang Armenia," ujar Pelosi pada pertemuan G7 di Berlin, dikutip dari Reuters, Sabtu (17/9).
Armenia dan Azerbaijan telah mengarungi perang hingga dua kali. Mereka memperebutkan wilayah sengketa Nagorno-Karabakh pada 1990-an dan 2020. Daerah pegunungan itu diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, tetapi menaungi populasi besar etnis Armenia.
Bentrokan kemudian kembali meletus antara keduanya pada Selasa (13/9). Armenia dan Azerbaijan saling menuduh satu sama lain bertanggung jawab memprovokasi pertempuran tersebut.
ADVERTISEMENT
Eskalasi mereda dengan gencatan senjata melalui mediasi Rusia pada Kamis (15/9). Namun, pertempuran itu telah telanjur menelan 77 korban jiwa dari tentara Azerbaijan. Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, juga mengungkap 135 korban jiwa dari pihaknya.
Ombudsman Armenia, Kristina Grigoryan, mengatakan bahwa bentrokan turut menewaskan satu warga sipil dan mencederai enam lainnya. Ratusan penduduk lain juga meninggalkan rumah mereka.
Kepala Staf Angkatan Bersenjata Armenia, Eduard Asryan, menuduh pasukan Azerbaijan melakukan kekejaman. Dia mengatakan, mereka memutilasi dan memotong-motong jasad para prajurit Armenia.
Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, menyayangkan korban jiwa yang berjatuhan. Namun, dia meyakini, gencatan senjata membuktikan bahwa keduanya tidak menginginkan eskalasi berskala besar.
Aliyev mengungkapkan apresiasi atas reaksi cepat Presiden Rusia, Vladimir Putin. Putin turut menyatakan kepuasan serupa. Tetapi, dia mencatat, situasi masih tegang secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
"Yang paling penting sekarang adalah tidak merusak proses normalisasi hubungan yang baru lahir," ujar Aliyev, dikutip dari AFP.