Ketua KPU RI Siap Donor Plasma Darah untuk Pasien COVID-19

16 Desember 2020 19:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua KPU Arief Budiman (tengah) didamping Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto (kanan) dan Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito (kedua dari kanan). Foto: Nova Wahyudi/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Ketua KPU Arief Budiman (tengah) didamping Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto (kanan) dan Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito (kedua dari kanan). Foto: Nova Wahyudi/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Plasma darah penyintas COVID-19 diyakini sangat efektif membantu penyembuhan pasien corona. Karena itu, mereka yang sudah sembuh, diminta untuk sukarela mendonorkan darah yang mengandung antibodi tersebut.
ADVERTISEMENT
Ketua KPU RI, Arief Budiman, yang sempat terinfeksi virus corona sebulan lebih, menyatakan siap mendonorkan darahnya untuk pasien COVID-19.
"Kalau memenuhi syarat boleh juga," ucap Arief Budiman kepada kumparan, Rabu (16/12).
Di antara syarat donor plasma darah adalah kondisi tubuh sehat dan ada rentang dua bulan sejak sembuh dari corona. Arief dinyatakan positif corona pada 17 September dan sembuh pada 26 Oktober. Dia bahkan sempat dirawat di RSPAD Gatot Subroto.
Petugas medis menyusun kantong berisi plasma konvalesen dari pasien sembuh COVID-19 di Unit Tranfusi Darah (UTD) RSPAD Gatot Soebroto Jakarta, Selasa (18/8). Foto: Nova Wahyudi/ANTARA FOTO
Komisioner KPU dua periode itu berharap selain membantu penyembuhan pasien corona, juga bisa diikuti oleh penyintas corona lainnya untuk ramai-ramai mendonorkan plasma darah.
"Saya siap saja, demi kebaikan bersama," tegas Arief
Terapi plasma darah merupakan pengobatan yang dilakukan dengan menggunakan darah penyintas COVID-19, untuk menyembuhkan pasien yang sedang berjuang melawan corona.
ADVERTISEMENT
Pada saat terinfeksi virus corona, sistem imun tubuh akan mulai memproduksi antibodi, khususnya sel pelindung yang dapat mengenali dan melawan virus corona. Di mana ketika pasien dinyatakan sembuh, antibodi ini akan tersimpan dengan sendirinya dalam darah.
Metode terapi plasma darah ini bekerja dengan membantu menetralisir virus yang ada di dalam tubuh pasien terinfeksi untuk bisa survive.
Bahkan, terapi plasma darah ini juga sempat diterapkan saat adanya wabah SARS, MERS, Ebola, serta pandemi flu yang terjadi beberapa tahun lalu.