Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
ADVERTISEMENT
Demonstrasi bertema Bela Muslim India yang digelar massa aksi 212 dan FPI masih berlangsung di Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, di depan Kedutaan Besar India.
ADVERTISEMENT
Massa aksi terus berdatangan dan menyemut di jalan yang sudah ditutup oleh polisi itu.
Orator silih berganti berorasi. Salah satunya adalah Ketua Umum FPI Ahmad Sobri Lubis. Ia memulai orasi dengan meneriakkan bahwa India adalah teroris karena melakukan penyiksaan terhadap umat Islam di India.
"Kalau saya bilang India bilang teroris, ya. India!" tanya Sobri.
"Teroris!" jawab massa aksi.
"Kalau saya bilang Modi, bilang iblis. Modi!" seru Sobri.
"Iblis!" teriak massa.
"Kalau saya bilang Dubes India, bilang usir. Dubes India!" teriak Sobri lagi.
"Usir!" jawab masa.
Sobri lalu meneruskan orasinya terkait kondisi muslim di India saat ini. Menurutnya, tindakan di India terhadap umat muslim bisa disebut tindakan teroris.
"Saudara sekalian ini hari ini kita datang lagi di tempat ini sebagai protes kalau cara-cara orang ekstremis, orang picik, orang-orang radikal, mereka melakukan tindakan terorisme, tindakan radikalisme," kata Sobri.
ADVERTISEMENT
"Di India atas nama agama. Atas nama negara. Mereka bisa bantai umat Islam. Tapi sampai hari ini juga, kita belum melihat ada suatu upaya serius baik dari pemerintahan India sendiri untuk selesaikan dan hentikan pembantaian umat Islam di sana," sambungnya.
Sobri menyebut di sana terjadi pembantaian kepada umat muslim. Masjid dirusak, pelecehan terjadi di sana dan masih berjalan hingga saat ini.
"Kita tidak terima perlakuan seperti itu di mana tempat sebagai hak asasi manusia mereka dapatkan kehidupan yang layak dan terjamin keamanan, betul? Di Indonesia mayoritas Islam, orang Hindu Katolik, Buddha, aman?!" seru Sobri.
"Aman!" kata massa aksi.
Ia juga menyinggung kekerasan yang diterima oleh umat Islam di sejumlah negara. Seperti di Myanmar, muslim Rohingya dibantai. Di Palestina, Yahudi makin merajalela.
ADVERTISEMENT
"Artinya kalau umat Islam di mana pun tak menunjukkan kekuatannya, tidak bersatu, maka mereka dalam bahaya," pungkasnya.
Aksi ini merupakan lanjutan dari aksi Jumat (6/3) yang lalu. Massa meminta pembantaian di India dihentikan dan mengutuk keras hal tersebut.