Ketum PBNU: Jangan Ajak Tuhan Kampanye

14 Maret 2017 19:34 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Said Aqil di kampus UNU Yogyakarta. (Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah)
zoom-in-whitePerbesar
Said Aqil di kampus UNU Yogyakarta. (Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah)
Spanduk penolakan menyalatkan jenazah pendukung Ahok, muncul di beberapa lokasi di Jakarta. Ketua Umum PBNU KH Said Aqil meminta agama tak dikaitkan dengan politik.
ADVERTISEMENT
"Masalah politik jangan dicampuradukkan dengan agama. Allah jangan diajak kampanye, Tuhan jangan diajak kampanye," ucap Said Aqil usai menerima kunjungan Anies-Sandi di kantornya, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Selasa (14/3).
Spanduk di Masjid Al-Jihad Setiabudi (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Spanduk di Masjid Al-Jihad Setiabudi (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
Said mengatakan sudah sejak awal meminta agar spanduk itu diturunkan, dan akhirnya ditindaklanjuti oleh Satpol PP Jakarta dengan menurunkan beberapa spanduk.
"Itu nanti tegang, nanti tegang. Mengerikan, mengerikan itu nanti. Pilih saya masuk surga, jangan pilih itu nanti masuk neraka itu. Enggak usah seperti itulah," ujarnya.
Spanduk penolakan jenazah di Kemayoran. (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Spanduk penolakan jenazah di Kemayoran. (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
Said Aqil setuju agar dalam Pilkada lebih baik adu program kerja, tidak membawa sentimen agama.
ADVERTISEMENT
"Orang Islam wafat ya orang Islam, kita itu harus menyalati. Kalau tidak, dosa semua. Fardu kifayah namanya," tegas Said.
Spanduk penolakan di Masjid At-Tawwab Cakung. (Foto: Anggi Dwiky/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Spanduk penolakan di Masjid At-Tawwab Cakung. (Foto: Anggi Dwiky/kumparan)