Kilas Balik saat WikiLeaks Bocorkan Ribuan Dokumen Rahasia Indonesia-AS

25 Juni 2024 17:20 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pendiri Wikileaks, Julian Assange. Foto: AFP/JUSTIN TALLIS
zoom-in-whitePerbesar
Pendiri Wikileaks, Julian Assange. Foto: AFP/JUSTIN TALLIS
ADVERTISEMENT
Julian Assange, pencetus situs kontroversial WikiLeaks, dibebaskan pada Senin (24/6) pagi. Dia ditahan karena terjerat pelanggaran undang-undang spionase Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Belasan tahun lalu, WikiLeaks membocorkan ratusan ribu dokumen rahasia pemerintah AS dengan banyak negara di dunia, termasuk Indonesia.

WikiLeaks Ungkap Ribuan Dokumen Diplomatik AS-Indonesia

Dikutip dari Antara News, ditemukan 3.059 dokumen yang berkaitan dengan Indonesia Dokumen itu disusun Kedutaan Besar AS di Jakarta.
Laman WikiLeaks saat itu tak menyebutkan secara persis isi dan klasifikasi dokumen mengenai Indonesia. Namun, ada sebuah laporan resmi untuk Kongres AS mengenai Indonesia.
Analis soal Asia Tenggara dan Asia Selatan dari Divisi Hubungan Luar Negeri, Pertahanan dan Perdagangan, Bruce Vaughn, menyusun laporan bertajuk "Congressional Research Service; Report RS21874".
Di dalamnya mengupas singkat hasil Pemilu 2004 di Indonesia.
Tidak ada yang istimewa dan mengejutkan dari laporan itu, karena memang klasifikasinya dokumen resmi biasa.
Susilo Bambang Yudhoyono. Foto: Asprilla Dwi Adha/ANTARA FOTO

Isu Korupsi dan Penyalahgunaan Kekuasaan

ADVERTISEMENT
Dalam surat kabar Australia The Age yang terbit pada 11 Maret 2011, presiden RI saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono, disebut-sebut terlibat kasus korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.
Ia dituding melindungi koruptor serta menggunakan dinas intelijen untuk memata-matai lawan politiknya.
Pemberitaan itu mengutip WikiLeaks yang mempublikasikan bocoran dokumen kawat diplomatik Kedutaan Besar AS di Jakarta.
Menteri Luar Negeri periode 2009-2014 , Marty Natalegawa, menepis informasi itu.
"Indonesia membantah keras semua informasi yang ada dalam pemberitaan dan menyatakan berita itu sebagai hal yang tidak berdasar, tanpa kebenaran," kata Marty pada 11 Maret 2011, seperti dikutip dari Antara News.
"Hal itu lebih cocok disebut sebagai gunjingan karena pemberitaannya berdasarkan kawat-kawat diplomatik suatu perwakilan yang diperoleh dari komunikasi-komunikasi atau acara-acara sehingga masih berupa informasi mentah," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Merespons isu tersebut, Kedubes AS di Jakarta langsung mengungkapkan penyesalannya kepada Presiden SBY dan rakyat Indonesia.
"Seperti Presiden Obama pernah utarakan, AS sangat beruntung memiliki mitra yang tangguh seperti Presiden Yudhoyono, presiden Indonesia yang dipilih secara langsung dan seorang pemimpin yang telah menuntun Indonesia dalam perjalanannya menuju demokrasi," kata Kedubes AS di Jakarta.
SBY sambutan di kampanye Agus-Sylvi. Foto: Yulius Satria Wijaya/Antara

Dokumen Hubungan Menteri Indonesia-AS

WikiLeaks kembali merilis 1.860 dokumen kawat diplomatik tentang Indonesia pada 25 Agustus 2011.
Saat itu, akun platform Twitter WikiLeaks mengungkap ribuan dokumen hubungan diplomatik AS-Indonesia berbeda dari yang dirilisnya pada 2010.
Menyikapi hal tersebut, SBY mengaku telah mengetahui laporan dalam laman WikiLeaks tentang sejumlah menteri yang disebut sebagai teman baik atau sekutu AS.
"Ya sudah tahu beliau, tapi tidak dilaporkan secara langsung," kata Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha, 26 Agustus 2011, seperti dikutip Antara News.
ADVERTISEMENT
Namun, menurutnya tidak ada yang negatif dalam laporan itu. Julian menambahkan, jika menteri memiliki hubungan baik dengan AS, artinya tidak ada masalah dengan negara adidaya itu.
Kini, Julian Assange telah diberikan jaminan dan dibebaskan dari penjara Inggris setelah negosiasi dengan otoritas AS mengenai kesepakatan pembelaan.