Kim Jong-un Ubah Konstitusi Korut: Anggap Korsel Musuh dan Siap Berperang

16 Januari 2024 11:03 WIB
·
waktu baca 1 menit
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menghadiri Sesi ke-10 Majelis Rakyat Tertinggi Republik Rakyat Demokratik Korea ke-14, di Aula Majelis Mansudae, di Pyongyang, Korea Utara, Senin (15/1/2024). Foto: KCNA via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menghadiri Sesi ke-10 Majelis Rakyat Tertinggi Republik Rakyat Demokratik Korea ke-14, di Aula Majelis Mansudae, di Pyongyang, Korea Utara, Senin (15/1/2024). Foto: KCNA via REUTERS
ADVERTISEMENT
Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un, meminta parlemen mengubah konstitusi. Ia ingin memastikan pada konstitusi Korut, Korsel dianggap sebagai musuh utama. Pada saat bersamaan Kim menegaskan siap perang.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut dilaporkan kantor berita Korut, KCNA, pada Selasa (16/1). Kim menyampaikan di depan parlemen Korut yang disebut Majelis Rakyat Tertinggi.
Kim menegaskan, unifikasi dengan Korsel mustahil terwujud. Ia menuduh Seoul sengaja menghancurkan keinginan unifikasi.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menghadiri Sesi ke-10 Majelis Rakyat Tertinggi Republik Rakyat Demokratik Korea ke-14, di Aula Majelis Mansudae, di Pyongyang, Korea Utara, Senin (15/1/2024). Foto: KCNA via REUTERS
Oleh karena itu, Kim mengharuskan perubahan amandemen. Keinginan utamanya agar warga Korut dididik memandang Korsel sebagai musuh utama dan selamanya.
Korut pun harus mendefinisikan bahwa wilayah utara Korea berbeda dengan selatan.
"Kami tidak ingin perang tapi kami tidak punya keinginan untuk menghindari itu," ucap Kim pada Senin (15/1) seperti dikutip dari Reuters.
Kim menambahkan, Korut harus menduduki seluruh Korsel lewat rangkaian perang. Korsel juga tidak akan dianggap sebagai rekan.
Pada kesempatan serupa Kim memerintahkan jaringan komunikasi intra-Korea dan monumen reunifikasi untuk dihancurkan.
ADVERTISEMENT
Sebanyak tiga organisasi yang menangani unifikasi dan turis Korea akan ditutup oleh Korut.
Presiden Korsel Yoon Suk-yeol segera menggelar rapat kabinet seusai serangkaian pernyataan Kim. Yoon menuding Kim telah menjadi sosok anti-nasional dengan menyebut Korsel sebagai musuh.