Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Kisah Ana Sandala, Tim Medis Perang Palestina Kini Jadi Relawan Gempa Cianjur
25 November 2022 12:54 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Gempa Cianjur turut menggetarkan hati sejumlah pihak untuk mengulurkan bantuan. Ratusan orang menjadi korban akibat bencana alam tersebut.
ADVERTISEMENT
Ana Sandala, wanita berusia 24 tahun itu, turut merasakan empati yang mendalam. Dia rela terjun langsung membantu korban gempa bumi dengan bergabung menjadi relawan Pramuka.
"Kemanusiaan sih. Kalau saya memang membantu orang," katanya, Jumat (25/11).
Rasa kepedulian Ana tumbuh dari organisasi Pramuka yang diikutinya sejak lama. Dia bahkan rela menembus kotornya tanah dan lumpur demi membantu evakuasi korban gempa.
"Kita terjun langsung ke lapangan, apalagi saya perempuan, basic saya harus benar-benar strong juga di sini," ungkap Ana.
Tanpa memperhitungkan biaya, Ana langsung meluncur ke Cianjur dari Bogor untuk menolong para korban. Dia bertugas sebagai tenaga medis yang menangani korban luka atau tewas.
Tugasnya sebagai tenaga medis bukanlah yang pertama kali. Tantangan lebih berat pun pernah dilakukannya ketika menjadi relawan ketika konflik di Palestina dan Lebanon.
"Dulu waktu saya pertama jadi tim medis juga itu di Palestina sama di Lebanon, saya tim medis di sana. Jadi kalau perbedaannya sama aja, mungkin kalau lebih ekstrem, lebih ekstrem di sana, karena di sana sambil perang saya harus nyelametin nyawa orang," tutur dia.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Ana mengaku penanganan korban gempa di Cianjur pun terbilang berat. Apalagi, gempa susulan yang masih kerap terjadi di kawasan ini.
"Beratnya mungkin kalau ada bencana susulan ya, kayak tadi malam, itu sekitar 03.30 WIB ya itu ada gempa susulan tapi enggak terlalu besar mungkin skalanya. Itu yang paling menegangkan di sini ya," beber Ana.
Namun empatinya dengan alasan kemanusiaan meruntuhkan semua tantangan itu. Ditambah, keluarganya mendukung penuh kegiatan perempuan tersebut.
"Tentu saja, keluarga saya mendukung sangat karena ini program kemanusiaan bukan untuk pemerintah, politik atau bahkan organisasi yang lain," tutup Ana.