Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Kisah Anggota DPRD Bantul dan Motor Suzuki Smash, Sempat Dikira Tukang Jahit
19 Agustus 2024 17:33 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Nur Huda Waskitha Yoga (35) mencuri perhatian saat dilantik menjadi anggota DPRD Kabupaten Bantul pada Selasa (13/8). Dia datang ke pelantikan dengan menggunakan motor Suzuki Smash biru lansiran 2003.
ADVERTISEMENT
Video Nur Huda naik motor Smash kesayangannya itu viral di media sosial.
"Jadi ya, saya ya, pingin apa adanya saja. Karena saya kan punyanya ya motor," kata Nur Huda yang merupakan politisi PKS ini melalui sambungan telepon, Senin (19/8).
Nur Huda mengatakan dirinya punya dua motor. Selain Smash, dia memiliki motor Honda Vario yang sehari-hari digunakan istri. Saat pelantikan awalnya dia hendak membawa motor Vario itu tetapi bannya kempes.
"Dipakai istri bannya jebluk (meletus) jadi nggak bisa saya bawa pelantikan," beber Nur Huda
Alhasil, anggota dewan dari Dapil V Bantul yakni Kapanewon Pajangan, Pandak, Sanden, dan Srandakan itu akhirnya mengendarai motor Smash ke pelantikan. Pada hari ini, saat dia bertugas, motor Smash itu pun masih menemaninya berkeliling menjaring aspirasi warga.
ADVERTISEMENT
"Saya di rumah ada L300 (mobil bak terbuka), punya kakak, buat hadiah saya. Itu kebetulan juga diservis," bebernya.
Sempat dikira tukang jahit
Ada cerita unik soal motor jadul Nur Huda itu. Saat itu sebelum pelantikan, semua anggota dewan diminta untuk mengukur jas.
Nur Huda datang ke tempat pengukuran jas di kantor DPRD itu terlalu pagi. Dia bertanya kepada petugas di lobi ruangan tempat ukur baju, tetapi malah dikira penjahitnya.
"Kan saya nggak tahu ruang-ruangan ngukurnya di mana. Saya kan tanya ke lobi, dikira saya yang jadi tukang ukur jasnya itu saya," ucap Nur Huda.
Hal tersebut tak membuat dia tersinggung. Menurutnya itu hal yang biasa saja.
"Ketika tak lihatin undangan saya, beliau minta maaf. Saya bilang mboten nopo-nopo (tidak apa-apa), santai mawon (saja)," ucap Huda.
ADVERTISEMENT
Motor Saksi Perjalanan
Motor Smash itu sudah menemani Nur Huda sejak dia SMA. Begitu banyak kenangan dirinya dengan Smash yang merupakan warisan dari sang ayah.
Ayahnya berpesan selama motor ini bisa dipakai dengan baik maka tak perlu harus membeli baru lagi.
"SMA saya menggunakan buat sekolah. Kuliah masih menggunakan Smash," bebernya.
Motor itu juga menemani Nur Huda berkuliah. Setelah lulus kuliah baru dia membeli Vario bekas. Motor Smash itu tadinya hendak dijual oleh sang ayah.
"Mau saya beli, tapi terus dikasihkan saya," bebernya.
Tak ada kesengajaan dari Nur Huda untuk viral dengan motor Smash lawasnya. Dia hanya ingin tampil apa adanya dan ingin tetap bisa dekat dengan masyarakat.
"Kadang kita beli sesuatu karena ingin bukan karena butuh. Nah sehingga ketika kita belum butuh mobil, motor masih cukup ya tidak terus beli mobil," bebernya.
ADVERTISEMENT
Jual Kambing untuk Maju Dewan
Kesibukan Nur Huda selama ini adalah bertani dan beternak. Ketika bertekad maju dewan, dia pun melego 100 kambing miliknya senilai Rp 250 juta. Uang itu untuk operasional relawannya.
"Iya, karena ini kan relawan sudah bekerja maksimal. Mereka juga butuh operasional buat keluarga, buat jalan, silaturahmi dengan warga," katanya.
Memiliki pengalaman di peternakan dan pertanian, Nur Huda mengaku akan memperhatikan sektor pangan di Bantul. Terlebih dapilnya mayoritas berprofesi sebagai petani.
"Fokus kami pertama di ketahanan keluarga dulu. Ketahanan keluarga, terus kedua ketahanan pangan lah. Terkait ekonomi juga pendidikan," jelasnya.
Di seratus hari kerja ini, Nur Huda tengah sibuk-sibuknya bertemu dengan warga. Motor Smash-nya pun setia menemani.
ADVERTISEMENT
"Sudah ketemu masyarakat, hampir tiap malam (juga ketemu warga)," bebernya.