Kisah Gadi Dapat Slot Terakhir untuk Ikut Misa Agung Paus: Benar-benar Anugerah

5 September 2024 15:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu jemaat Misa Agung Paus Fransiskus, Gadi Makitan di Gelora Bung Karno Jakarta, Kamis (5/9/2024). Foto: Gadi Kurniawan Makitan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu jemaat Misa Agung Paus Fransiskus, Gadi Makitan di Gelora Bung Karno Jakarta, Kamis (5/9/2024). Foto: Gadi Kurniawan Makitan/kumparan
ADVERTISEMENT
Paus Fransiskus tiba di Indonesia dan akan memimpin Misa Agung di Gelora Bung Karno (GBK) pada Kamis (5/9) sore.
ADVERTISEMENT
Di antara sekitar 90 ribu jemaat yang akan memadati stadion, Gadi Makitan, adalah salah satu dari mereka yang merasa sangat beruntung. Ia berhasil mendapatkan slot terakhir untuk mengikuti Misa yang dipimpin langsung oleh Paus.
"Ini benar-benar anugerah," ujarnya kepada kumparan.
Perjuangan Gadi untuk mendapatkan tiket Misa tidaklah mudah. Pada awalnya ia tak terdaftar untuk menghadiri acara ini karena masalah administratif.
"Aku sebenarnya terdaftar di Paroki Pinang, tapi sekarang tinggal di Cikupa, jadi masuk Paroki Citra Raya. Karena tidak aktif jadi pengurus di kedua paroki, aku tidak dapat slot," jelasnya.
Akhirnya Gadi dan keluarga pasrah untuk hanya menonton secara online dari rumah. Padahal, ia sudah menyiapkan cuti demi hari besar itu.
ADVERTISEMENT
Tak disangka, keberuntungan masih berpihak padanya.
"Satu malam, temanku datang dan bertanya apakah aku sudah dapat tiket Misa Paus. Ternyata, kami punya mutual friend yang saudaranya menjadi salah satu wakil koordinator panitia kedatangan Paus di Indonesia," cerita Gadi.
Melalui hubungan itu, ia diberi tahu bahwa masih ada satu slot tersisa.
"Nama aku masuk di nomor 50 dari daftar 50 orang. Ini benar-benar rezeki di saat terakhir," katanya penuh rasa syukur.
Umat Katolik antre memasuki area Misa Agung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2024). Foto: Muhammad Iqbal/ANTARA FOTO
Meski mendapat kesempatan emas, Gadi harus berkorban dengan tidak mengajak istri dan anaknya.
"Kami sepakat istri dan anak di rumah saja, mengikuti siaran langsung di TV. Kalau semua ikut, pasti repot, panas, dan ramai," ucapnya.
Keputusan ini tentu tidak mudah, tetapi ia yakin itu yang terbaik.
ADVERTISEMENT
"Istri sudah ikhlas, jadi aku juga sudah enggak apa-apa.”
Hari yang dinanti pun tiba. Gadi berangkat sejak pukul 08.00 WIB dari Cikupa, Banten. Padahal acara di GBK itu baru dimulai jam 5 sore.
Ia menyampaikan, sesampainya di FX Sudirman sekitar pukul 12.00, suasana sudah ramai.
"Di sekitar GBK, banyak bus dengan jemaat memakai pakaian khas masing-masing keuskupan, ada yang pakai baju putih topi kuning ngejreng," katanya.
Slot terakhir itu pun mengantarkannya mendapat tempat duduk di dalam stadion utama, dekat dengan altar.
"Dapat slot terakhir, dan ternyata bisa duduk dekat altar. Ini benar-benar beruntung banget," tambahnya masih tak menyangka.
Pemimpin umat Katolik dunia yang juga Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus melambaikan tangan saat tiba di Kantor Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), di Menteng, Jakarta, Kamis (5/9/2024). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
Gadi juga bercerita, nama baptisnya adalah Fransiskus, sama seperti Paus saat ini. Kini dirinya merasa nama itu semakin berarti.
ADVERTISEMENT
"Aku pilih nama Fransiskus karena ingin mencontoh kesederhanaan Paus. Dengan kehadiran Paus di Indonesia, aku merasa ditampar dan diingatkan kembali untuk hidup lebih sederhana," katanya bersemangat.
Ia tak bisa membayangkan bagaimana perasaannya saat mengikuti Misa Agung yang langsung dipimpin sosok inspirasinya itu.
“Itu tuh, di luar saja, aku sudah merinding, aku enggak tahu lagi di dalam. Di gereja saja kadang kalau yang setiap minggu menyanyikan lagu Bapak Kami itu mau nangis. Apalagi ini, 90 ribu umat menyanyikan lagu bareng, terus ada pemimpin kami, kayaknya bakal campur aduk, sih, rasanya,” tutur Gadi.
Umat Katolik antre memasuki area Misa Agung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2024). Foto: Muhammad Iqbal/ANTARA FOTO
Saat ditanya soal ekspektasi, Gadi menjawab tak ingin menaruh harapan terlalu tinggi untuk dirinya.
"Aku cuma bilang bisa aku hadir di Misa yang dipimpin beliau dan bukan di Vatikan, tapi di tanah Indonesia, itu saja menurutku sudah cukup banget. Kalau misalnya bisa salaman, oke banget. Tapi kalau enggak pun aku sudah bersyukur,” jawabnya,
ADVERTISEMENT
Apa pun yang terjadi, katanya, ia sudah siap dan akan tetap menjalani prosesnya dengan suka cita. Gadi berharap agar semua jemaat yang datang di Misa Agung pulang dengan makna kehidupan baru.
“Entah semangat baru makin sederhana atau makin sayang sama orang-orang sekitarnya. Aku berharap Misa ini jadi inspirasi bagi semua orang yang ada di sini,” harapnya.