Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kisah Jawara Bola Kampung Jadi Tukang Buah Pikul Keliling
21 Juni 2018 17:08 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
Panasnya sinar matahari tidak mengurangi semangat Mardani (68) berjualan buah keliling di kawasan Jakarta Barat. Meski kaki dan tangan sebelah kanannya kaku, Mardani tak pernah putus asa.
ADVERTISEMENT
Sakit di tubuh Mardani sudah dirasakan sejak usia sekitar 20 tahun. Kala itu dia dikenal sebagai jawara bola di Kampung Meruya, Jakarta Barat.
Dahulu, pria yang akrab disapa Engkong Dani ini dipercaya oleh masyarakat kampungnya untuk bertanding antar kampung. Ia selalu menjadi andalan bagi tim sepak bolanya.
Saat ditemui kumparan, Dani mengisahkan sudah menyukai sepak bola sejak kecil. Ia melawan berbagai tim sepak bola antar kampung, sering kali Dani mencetak gol untuk timnya.
"Engkong mulu yang golin dulu, strikernya engkong, bukan apa-apa ya tapi kalau ada engkong menang terus, makannya engkong dipercaya kalau ada perlombaan antar kampung pasti disuruh ikut," ujar Mardani kepada kumparan, Rabu (20/4).
Menjadi jawara antar kampung, Dani bahkan sempat diminta bergabung dengan tim sepak bola Persija. Namun, karena kecelakaan yang menimpanya saat bermain bola, ia terpaksa melepas tawaran itu. Dani mengalami cidera yang mengakibatkan tangan dan kaki bagian kanannya tidak bisa digerakan seperti lumpuh.
ADVERTISEMENT
Saat itu, Dani sempat dirawat selama 3 bulan namun tidak ada hasil, bahkan cara bicaranya pun menjadi tidak jelas.
"Ini kaki dulu enggak kaya gini, waktu main bola di Pandeglang, saya menang 4-0," ucapnya.
Keterbatasan fisik tidak membuat Dani patah semangat dalam menjalani hidup. Ia tetap melakukan aktivitas seperti biasa, yakni berjualan buah keliling.
Dengan jalan tertatih-tatih, Dani tetap semangat menyusuri jalanan di sekitar perumahan Intercon, Jakarta Barat. Seringkali ia harus menahan panasnya aspal karena berjalan tanpa alas kaki. Tak jarang telapak kakinya tertusuk paku, hingga jatuh saat menanjak jalan.
"Ini liat telapak kakinya kering begini, ini juga ada bekas jahitan karena baru kemarin ketusuk paku. Belum lama juga jatuh pas jalan ke jalanan nanjak karena enggak kuat mikul buah dan kondisi kaki dan tangan yang sudah seperti ini," tuturnya.
Diusianya yang menginjak 68 tahun, keluarga sudah meminta Dani untuk berhenti memikul buah, namun ia selalu menolaknya. Dani merasa bosan bila hanya berdiam diri di rumah.
ADVERTISEMENT
"Enakan dagang daripada di rumah, cuma tidur-tiduran. Kalau dagang saya bisa ketemu banyak orang. Kalu di rumah bosan, kakinya jadi keram, kalau dipakai untuk dagang kakinya bisa jalan," papar Dani sambil tertawa.
Dani juga kerap mengeluhkan sakit pada bagian tubuhnya, tetapi ia enggan untuk diperiksa dokter. Ia mengaku trauma dengan rumah sakit semenjak kecelakaan saat bermain bola kala itu.
"Takut ah entar diinfus, entar jadinya kayak tangan dan kaki ini," pungkasnya.