Kisah Mama Nina, 35 Tahun Merawat Puluhan Orang dengan Gangguan Jiwa

18 November 2020 12:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mama Nina (60), saat merawat orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Mama Nina (60), saat merawat orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Katarina Deno (60) alias Mama Nina merupakan seorang perawat Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur. Secara sukarela sejak tahun 1985, mama Nina memulai aksi kepedulian tersebut.
ADVERTISEMENT
Di tahun 1985, mama Nina melakukan aksi ini karena rasa kepeduliannya terhadap ODGJ. Setiap hari, mama Nina dan timnya dengan sabar dan senang hati merawat, mengajarkan berdoa, memberi makan, hingga memandikan mereka.
“Saya peduli kepada orang-orang ini, ODGJ ini sudah lama sekali, sudah beberapa tahun. Saya pertama kali itu dari tahun 1985 sampai saat ini,” ucap mama Nina kepada kumparan, Selasa (17/11).
Awalnya mama Nina hanya menolong dengan membagikan makanan kepada para ODGJ di sepanjang jalan yang ia temui. Di tahun 2016, ia sempat melakukan pelayanan ke desa-desa.
Tak lama kemudian, Dinas Sosial setempat melihat perbuatan mama Nina dan memintanya untuk membangun wadah untuk merawat para ODGJ. Saat ini, aksi kepedulian ini sudah menjadi sebuah lembaga yang dinamakan Lembaga Pelayanan Kasih Samaria.
ADVERTISEMENT
“Saat itu dilihat dinas sosial dan dikatakan ‘Mama Nina saat ini sudah harus bentuk satu wadah.’ Maka terjadilah Lembaga Pelayanan Kasih Samaria ini yang kami bentuk tahun 2017,” sambungnya.
Oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Ende, Flores, mama Nina dan tim diberikan sebuah tempat bekas gudang yang direnovasi sedemikian rupa untuk dijadikan rumah singgah bagi para ODGJ yang dirawat oleh mama Nina beserta timnya. Total pasien yang dirawat sudah mencapai 60 orang dan yang tinggal di rumah singgah sebanyak 11 orang.
Mama Nina (60), saat merawat orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Foto: Dok. Istimewa
Menurut keterangan mama Nina, hanya ODGJ yang ia temui di jalanan saja yang tinggal di rumah singgah, Sebab, mereka tidak memiliki tempat tinggal dan orang lain yang merawat mereka.
“Yang dirumah singgah itu saya ambil di jalan-jalan, yang berkeliaran, yang di pinggir emperan toko, yng di bawah jembatan, itu yang kami tampung,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Mama Nina juga menyebutkan alasan mengapa dirinya berinisiatif untuk merawat para ODGJ. Ia mengatakan bahwa dirinya tersentuh melihat para ODGJ di jalanan yang terlantarkan.
“Hati saya sangat tergerak dan sangat tersentuh, karena kami lihat mereka itu sepanjang hari sepanjang jalan, mereka jalan kalau ada yang memberi makan ya mereka makan. Itu saya kasihani, hati saya tersentuh. Sejak saat itu, setiap hari Jumat, saya turun ke jalan beri makan. Itu waktu belum ada rumah singgah. Setelah ada rumah singgah, baru kami tidak lagi turun ke jalan karena sudah kami jemput semua mereka ke rumah singgah,” ucapnya.
Meskipun mulia dan penuh suka cita, merawat ODGJ tak lepas dari rasa duka. Mama Nina juga merasakan berbagai kesulitan dalam merawat para ODGJ. Namun, hal tersebut tidak membuatnya patah semangat dalam merawat mereka yang membutuhkan.
Mama Nina (60), saat merawat orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Foto: Dok. Istimewa
“Dukanya itu banyak. Sukanya ya ada, mereka buat lucu, ya kita ketawa, banyak kita yang terhibur karena mereka juga punya karakter masing-masing. Kalau dukanya banyak sekali. Ada yang ditemukan itu telanjang bulat, ada yang disuruh minum obat tidak mau. Kalau awal-awal yang datang ada yang tunjuk-tunjuk, marah-marah dengan kita. Iya ada kesulitan banyak yang kita alami. Mereka ini sebenarnya hanya luka batin, tapi banyak yang tidak diurusi, tidak diobati,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari itu, mama Nina berharap masyarakat dapat membantu para ODGJ. Ia juga berpesan kepada masyarakat agar tidak mengabaikan mereka dan lebih peduli terhadap ODGJ.
"Jangan abaikan mereka. Mereka begini bukan maunya mereka sendiri, tapi mereka itu benar-benar disakiti, dianiaya, stres, luka batin, jadi mari kita semua ikut turun tangan, biar mereka bisa kembali ke rumah atau penampungan masyarakat agar mereka tidak ditolak," tutupnya.