Kisah Mantan Teroris Bom Semarang yang Kini Giat Berantas Radikalisme

18 Juni 2018 11:25 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang mantan teroris, ada semacam tanggung jawab dalam diri Yusuf Adirima (42) untuk mencegah masyarakat agar tak terjerat terorisme. Dia mengajak mereka yang hampir atau sudah terjerumus untuk berdialog bahwa sekecil apa pun tindak terorisme tidak ada benarnya.
ADVERTISEMENT
Sempat dibui 10 tahun, membuat pria asal Jombang itu paham betul hanyalah kerugian yang timbul dari terorisme. Ya, bagaimana tidak rugi, ribuan harinya terbuang begitu saja di sesaknya penjara. Stigma negatif dan kesedihan keluarga selalu datang membayang.
Kepada kumparan, Yusuf bercerita, dia kini sudah lepas dari jerat terorisme. Bahkan, saat ini Yusuf aktif dalam upaya deradikalisasi.
"Ya tentu mengajak saudara-saudara yang lain, yang punya latar belakang sama untuk memulai karier di masa depan. Persamaan latar belakang kayak menjadi tanggung jawab. Bismilllah saya juga bisa kok, kena pidana 10 tahun. Dan ketika berkunjung ke Lapas, ayok kita berprestasi, kita harus mandiri dan punya cita-cita untuk bangkit," kisah Yusuf yang kini sudah sukses menjadi pebisnis kuliner di Solo, Rabu (6/6).
Yusuf bersama kedua pegawainya. (Foto: Retno Wulandhari Handini/kumparan)
Upaya deradikalisasi terkadang dilakukan Yusuf dengan menggandeng rekan sesama mantan teroris ataupun pihak berwajib. Meski sibuk dengan bisnis kuliner, bila polisi memanggilnya untuk mengisi pelatihan di lapas, bapak tiga anak itu akan dengan senang hati datang.
ADVERTISEMENT
Tentunya, di sana Yusuf memberi pelatihan berwirausaha, dalam hal ini adalah memasak. Sedari dulu Yusuf telah piawai memasak walau sempat teralihkan oleh dunia terorisme.
Yusuf, mantan teroris yang berbisnis kuliner. (Foto: Retno Wulandhari Handini/kumparan)
Upaya deradikalisasi yang dilakukan Yusuf tidaklah berjalan mulus begitu saja. Jalan berliku Yusuf temui kala "mereka" bersikukuh tetap membenarkan tindakannya.
"Bagi saya, selama saya memiliki kekuatan untuk bisa menjelaskan, membimbing memberi pencerahan kepada mahasiswa agar tidak terlibat paham-paham ini paham radikal ini saya dengan senang hati. Ini lho prosesnya, kalau sudah tahapan ini tolong disetop. Saya tidak sendiri, saya ngajak teman untuk bisa menjelaskan kontinuitas pencegahan," Yusuf berkata.
Meski jalan terjal mengadang, dia tak henti-hentinya menanamkan kejujuran dan sifat amanah kepada mereka yang dijerat terorisme. Di samping itu, ajakan berpikir kritis serta dialog juga selalu dilakukan untuk memangkas adanya pemahaman keislaman yang melenceng dari kaidah.
ADVERTISEMENT
"Karena pemahaman yang salah nanti akan menyebabkan kerusakan-kerusakan kaum muslimin, citra Islam," sebut Yusuf.
Yusuf, mantan teroris yang berbisnis kuliner. (Foto: Retno Wulandhari Handini/kumparan)
Yang terbaru, Yusuf kini tengah membangun komunitas bersama rekan-rekannya di Jawa Tengah untuk menangkis bahaya laten terorisme. Dia kerap bersafari ke sana ke mari, untuk memberi pemahaman, motivasi, atau sekadar ngobrol.
Sebuah kafe kopi di Yogyakarta telah menjadi bukti giatnya Yusuf bersama rekan-rekannya dalam menangkal terorisme. Di kafe tersebut, apa pun bisa didiskusikan. Yang utama, tentu bagaimana masyarakat tak terjerumus dalam dunia terorisme.
-------------------------------------------------------
Ikuti kisah Yusuf keluar dari belenggu terorisme selengkapnya di topik Yusuf Mantan Teroris.