Kisah Nyak Sandang Penyumbang Pesawat Pertama RI hingga Bertemu Jokowi

1 April 2018 8:05 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nyak Sandang. (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Nyak Sandang. (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Indonesia mungkin tak dapat memiliki pesawat terbang Seulawah R-001 dan Seulawah R-002 bila tanpa sumbangan dari rakyat Aceh. Salah seorang yang turut memberikan hartanya demi pesawat pertama Indonesia itu ialah Nyak Sandang.
ADVERTISEMENT
Sumbangan pria yang saat ini berusia 91 tahun tersebut berupa uang 100 perak dari hasil menjual sepetak tanah seluas 40 tanaman pohon kelapa. Nyak Sandang mengaku sangat bahagia dapat membantu Indonesia memiliki pesawat pertamanya.
“(Masyarakat) terharu bisa ikut menyumbang,” kenang Nyak Sandang tentang peristiwa bersejarah yang dialaminya pada 1948 itu.
Obligasi pemerintah Indonesia ke Nyak Sandang. (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Obligasi pemerintah Indonesia ke Nyak Sandang. (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
Ia menuturkan, dalam jangka 40 tahun, pemerintah akan mengembalikan sumbangan modal pembelian pesawat kepada tiap warga yang ikut menyumbang. Tak hanya itu, warga juga akan diberikan hadiah.
Kendati demikian, setelah 72 tahun Indonesia merdeka, negara belum membayar utang pada Nyak Sandang. Bahkan sebagai penyumbang modal pembelian pesawat, Nyak Sandang belum pernah sekalipun merasakan naik burung besi tersebut.
Nyak Sandang dan Jokowi di Istana. (Foto: Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Nyak Sandang dan Jokowi di Istana. (Foto: Biro Pers Setpres)
Hingga pada Rabu (21/3) lalu, Nyak Sandang diundang ke Istana Negara, Jakarta Pusat, untuk bertemu Presiden Joko Widodo. Usai bertemu, Nyak Sandang mengaku ditawari menunaikan ibadah di Tanah Suci, Makkah, dan fasilitas pengobatan mata.
ADVERTISEMENT
"Senang sekali saya bertemu Presiden, foto-foto dan cium tangan. Saya enggak pernah mimpi ketemu Presiden," ungkapnya.
Nyak Sandang usai jalani oprasi katarak. (Foto: Humas ACT Aceh)
zoom-in-whitePerbesar
Nyak Sandang usai jalani oprasi katarak. (Foto: Humas ACT Aceh)
Berselang satu pekan, yakni pada Rabu (28/3), Nyak Sandang berhasil menjalani operasi katarak. Meski begitu, ia masih harus menjalani sejumlah proses kontrol, sebelum dinyatakan pulih 100 persen. Pada Rabu (4/4) mendatang, Nyak Sandang akan menjalani kontrol mata.
Dengan kondisi yang berangsur pulih, Maturidi --anak Nyak Sandang-- mengatakan bahwa ayahnya rindu kepada keluarga dan rindu membaca Al-Quran.
"Beliau ingin beribadah, ingin berjalan ke masjid tanpa harus dituntun," kata Maturidi.
Nyak Sandang Usai Operasi Mata (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Nyak Sandang Usai Operasi Mata (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
Selain itu, Nyak Sandang juga menyampaikan keinginannya untuk kembali bertemu dengan Jokowi.
"Bapak ingin melihat wajah Bapak Jokowi secara langsung (lagi). Kalau kemarin cuma salaman, pegangan tangan, tapi tidak tahu wajahnya, katanya sih Presiden kita ganteng banget, pengen lihat langsung," imbuh Maturidi.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Dirut PT Garuda Indonesia, Pahala N Mansury, mengatakan siap memberangkatkan umrah sekaligus memberikan santunan kepada Nyak Sandang. Ia juga mengatakan, pihaknya akan membantu kepulangan Nyak Sandang ke Aceh setelah kondisinya mulai membaik.
"Mudah-mudahan beliau nanti kalau kembali ke Aceh bisa terbang juga dengan Garuda dan kita juga nanti pikirkan untuk santunan," ujarnya.
Pahala N. Mansury menjenguk Nyak Sandang (Foto: Dok, Humas Garuda Indonesia)
zoom-in-whitePerbesar
Pahala N. Mansury menjenguk Nyak Sandang (Foto: Dok, Humas Garuda Indonesia)
Nyak Sandang Usai Operasi Mata (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Nyak Sandang Usai Operasi Mata (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)