Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Kisruh Diplomatik Akan Berimbas pada Rute Terbang Qatar Airways
5 Juni 2017 17:50 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Kisruh diplomatik antara Qatar dengan Arab Saudi dan sekutunya akan berimbas kepada lancarnya transportasi udara di Timur Tengah. Maskapai negara-negara terkait harus mencari rute baru untuk menghindari melintas daerah larangan.
ADVERTISEMENT
Arab Saudi, Yaman, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir, menyatakan putus hubungan dan Qatar. Tidak hanya hubungan diplomatik, Saudi cs juga menutup wilayah udara, darat, dan laut bagi penerbangan dari Qatar.
Maskapai Uni Emirat Arab, yaitu Emirate, Etihad, dan Flydubai telah menyatakan berhenti terbang ke Qatar. Sementara maskapai Qatar, Qatar Airways, telah mengumumkan berhenti terbang ke Arab Saudi.
Jika larangan total diberlakukan, maka dipastikan Qatar Airways kerepotan. Pasalnya, jalur terbang Qatar Airways mesti melewati satu dari lima negara tersebut, terutama Uni Emirat Arab dan Arab Saudi.
Berikut adalah gambaran rute penerbangan dari Doha, Qatar:
Rute penerbangan Qatar Airways menuju Asia dan Australia diperkirakan tidak akan melewati Uni Emirat Arab lagi. Jika demikian, rute Qatar Airways akan ambil rute memutar melalui Iran. Hal ini tentu saja akan berdampak para waktu tempuh dan biaya yang lebih besar.
ADVERTISEMENT
"Bisa saja pesawat Qatar dilarang lewat. Berarti pesawat Qatar harus mencari jalur lain yang otomatis lebih jauh, jarak tempuh yang lebih lama, dan biayanya akan lebih mahal," ujar anggota Ombudsman RI yang juga pengamat penerbangan Alvin Lie kepada kumparan (kumparan.com), Senin (5/6).
Arab Saudi telah mengatakan bahwa Qatar mendukung organisasi terorisme dan Iran, lalu memutus hubungan. Pemerintah Saudi telah memperketat perbatasan udara, laut dan darat mereka.
Menurut Alvin, jika hubungan diputuskan sepenuhnya, berarti kesepakatan penerbangan negara-negara itu juga otomatis dibatalkan. Jika pesawat Qatar membandel melintasi wilayah Saudi, maka akan fatal akibatnya.
"Kalau sudah dilarang, tapi tetap masuk wilayah, maka akan dipaksa turun oleh angkatan udara. Jika begitu, maka militer yang akan turun tangan," ujar Alvin.
ADVERTISEMENT