KLHK Siapkan Gerakan Aksi untuk Atasi Tercemar Sampah Plastik di Laut

24 Januari 2019 18:10 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar. (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar. (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sampah plastik menjadi penyumbang terbesar pencemaran laut di Indonesia. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan, pihaknya sudah menggelar rapat koordinasi dengan Kemenko Maritim untuk mencari solusi mengatasi masalah tersebut.
ADVERTISEMENT
Dalam rakor itu dibicarakan soal strategi bagaimana cara mengatasi sampah plastik yang ada di lautan. Salah satunya, Kementerian LHK berencana menggandeng LSM dan komunitas untuk mencegah sebaran sampah plastik di laut.
"Memang soal sampah laut ini sudah ada Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2018. Dan di situ sudah ada beberapa strategi, seperti strategi penyadar rawan. Rencana aksi sudah berjalan. Kita sedang menyiapkan gerakan," kata Siti Nurbaya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (24/1).
"Jadi LSM-LSM kita kolaborator, aktivis komunitas sudah banyak yang lama kerja, tetapi saya tahu seperti yang di Sungai Citarum, Ciliwung itu aktivisnya banyak dan termasuk yang di Surabaya," lanjut dia.
Sampah plastik di tepi pantai Pulau Pari. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sampah plastik di tepi pantai Pulau Pari. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
Siti juga mengajak UN Environment dan beberapa peserta internasional untuk ikut mencegah pembuangan sampah-sampah plastik di lautan.
ADVERTISEMENT
"Jadi ada yang bagus soal sampah plastik dan sampai di laut ini, yaitu dinamika masyarakat. Jadi kalau kita lihat concern masyarakatnya luar biasa bagus banget," ucap Siti.
Ia menyampaikan pemerintah siap mendampingi dan memfasilitasi seluruh pihak untuk bersama mengelola sampah di pesisir dan lautan.
Pembersihan sampah di teluk Jakarta. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pembersihan sampah di teluk Jakarta. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
"Itu kalau sementara ini kita nahan dari darat pakai sistem jaring. Kemudian tentu saja yang di darat dikelola, dipilah dan sebagainya. Dan kalau sekarang ini yang terkelola itu tidak sampai 70 persen," jelasnya.
Sementara 30 persen sampah yang tidak terkelola terbuang kemana-mana. Permasalahan itulah yang tengah terjadi saat ini dan masih dalam upaya penanganan oleh pemerintah.
"Jadi supaya sampah plastiknya tidak masuk ke laut di beberapa sungai diagendakan kita jaring kemudian kita bersih-bersih sungai. Penelitian yang World Bank, dari 184 kota yang diteliti pada tahun lalu, kira-kira 87 kota menyumbangkan sampahnya ke laut," pungkasnya.
ADVERTISEMENT