KNKT Periksa Bus Maut di Subang: Bus Biasa Disulap Jadi High Decker

12 Mei 2024 18:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim KNKT melakukan inspeksi terhadap bus Putera Fajar yang mengalami kecelakaan maut di Ciater, Subang. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Tim KNKT melakukan inspeksi terhadap bus Putera Fajar yang mengalami kecelakaan maut di Ciater, Subang. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) turun langsung memeriksa bangkai kendaraan bus maut Putera Fajar yang mengalami kecelakaan di Ciater Subang. Sabtu (11/5/2024) malam
ADVERTISEMENT
Bangkai bus yang menelan 11 korban jiwa dan 33 luka luka tersebut di periksa terkait sistem kelaikannya terutama sistem pengeremannya.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan pengecekan terhadap bus untuk mengetahui penyebab kecelakaan yang dialami bus tersebut.
"Jadi kita dalam inspeksi ini, fokus terhadap sistem pengereman dari bus, yang diakui sang sopir sesaat sebelum kecelakaan remnya bermasalah," kata Soerjanto, saat melakukan inspeksi terhadap bus maut Putera Fajar di Terminal Subang, Minggu(12/5/2024) sore.
Tim KNKT melakukan inspeksi terhadap bus Putera Fajar yang mengalami kecelakaan maut di Ciater, Subang. Foto: kumparan
Selain itu, adanya perubahan spesifikasi dari bus tersebut dari bus biasa menjadi High Decker, juga disorot. "Perubahan tersebut bisa saja mempengaruhi kelimbungan kendaraan," ucapnya
Bus High Decker body busnya lebih tinggi dari normal deck (3- 3,3 meter) yakni 3,5 meter. Bus ini bisa mengangkut penumpang sebanyak 50 hingga 60 penumpang. Posisi sopir lebih rendah dari bangku penumpang.
ADVERTISEMENT
KNKT juga mengecek sistem keselamatan lainnya. Ditemykan bahwa rangka bus dianggap tidak safety.
"Kita cek juga terkait sabuk pengaman, dan rangka bus yang dirasa tidak bisa melindungi penumpang di kala terjadi benturan," tuturnya
Soal hasil inspeksi ini, Soerjanto belum bisa memastikan kapan hasilnya bisa keluar sebab data dari inspeksi ini perlu dikalibrasi dengan data lainnya seperti data dengan wawancara sopir.
"Ya semoga saja secepatnya, hasil inspeksi ini bisa segera disimpulkan, sehingga bisa diketahui apa penyebab terjadinya kecelakaan maut tersebut," katanya.