news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Koalisi Tandingan Segera Terbentuk, Netanyahu Akan Lengser dari PM Israel

2 Juni 2021 10:29 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, memberikan keterangan terkait hasil pemilihan umum Israel di markas partai Likud di Yerusalem,Israel, Rabu (24/3). Foto: Ronen Zvulun/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, memberikan keterangan terkait hasil pemilihan umum Israel di markas partai Likud di Yerusalem,Israel, Rabu (24/3). Foto: Ronen Zvulun/REUTERS
ADVERTISEMENT
Politikus Israel terus berupaya untuk melengserkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang berkuasa terus menerus sejak 2009 hingga kini. Kini, mereka mencoba membentuk koalisi agar Netanyahu dan Partai Likud tidak bisa membentuk pemerintahan baru.
ADVERTISEMENT
Gejolak politik Israel terjadi dalam dua tahun belakangan. Akibatnya dalam kurun waktu itu Israel menggelar empat kali pemilu.
Selama dua tahun beruntun, pemerintahan kanan di bawah komando Partai Likud gagal mempertahankan koalisi pemerintahan meski selalu menang pemilu. Hal ini pula yang terjadi pada pemilu Israel pada Maret 2021.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelum menjalani persidangan korupsi di Pengadilan Distrik Yerusalem, Israel, Senin (8/2). Foto: Ruben Castro/Pool via REUTERS
Likud berhasil menduduki peringkat satu dengan 24,19 persen suara atau 30 kursi di Parlemen Israel, Knesset. Namun, hingga saat ini mereka gagal membentuk koalisi pemerintah.
Dalam aturan di Israel, hanya koalisi mayoritas dengan 61 kursi di Knesset yang boleh membentuk pemerintahan Israel. Deadline pembentukan pemerintahan yang ditetapkan oleh Presiden Reuven Rivlin adalah pada sampai Rabu (2/6/2021) pukul 23.59, waktu setempat.
Waktu yang makin menipis ternyata membuat penantang utama Likud, Yesh Atid, di atas angin. Pemimpin Yesh Atid, Yair Lapid, yakin dapat membentuk koalisi mayoritas demi menyingkirkan Netanyahu dan gerombolannya dari kekuasaan.
Pertemuan blok sayap kanan Israel di Knesset (parlemen) di Yerusalem pada 4 Maret 2020 Foto: Menahem Kahana / AFP
Keyakinan Lapid datang dengan alasan jelas. Mereka mendapat dukungan dari beberapa partai termasuk dari aliansi Partai Yamina yang pimpinannya seorang tokoh anti-Palestina, Naftali Bennet.
ADVERTISEMENT
Tanpa ragu Lapid bahkan mendukung Bennet untuk menjadi PM baru Israel menggantikan Netanyahu. Netanyahu merupakan PM dengan masa jabatan terpanjang di Israel. Selain menjabat sejak 2009 hingga kini, Netanyahu pernah menjabat pada 1996-1999.
"Tim negosiasi koalisi sudah duduk sepanjang malam dan menciptakan progres demi membentuk pemerintahan persatuan," ucap seorang jubir Bennet seperti dikutip dari AFP.
Seorang pria memberikan suaranya saat pemilihan parlemen Israel, di sebuah TPS di Tel Aviv, Israel Selasa (17/9/2019). Foto: REUTERS/Corinna Kern
Agar cita-cita melengserkan Netanyahu terwujud, Lapid dan Bennet membutuhkan tambahan kursi dari partai lain, demi memenuhi syarat 61 kursi.
Beberapa pengamat politik Israel menilai koalisi baru itu tak bisa hanya mengajak partai kanan atau kiri lainnya, penentuan akan dicapai jika mereka berhasil mengajak partai Arab-Israel ke dalam koalisi.
Namun, langkah tersebut pastinya tak akan mudah. Sebab, Israel baru saja menggempur Palestina. Bennet pun yang digadang-gadang menggantikan Netanyahu merupakan tokoh kanan terkemuka. Ideologi Partai New Right yang dipimpin oleh Bennet adalah Zionisme dan Konservatif Nasional.
ADVERTISEMENT
****
Saksikan video menarik berikut ini: