Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kolaborasi Ekonomi Kreatif ASEAN-Inggris, Singgung Isu Inklusivitas & Perempuan
26 Maret 2024 18:53 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Organisasi Internasional Inggris, British Council (BC), menjembatani kerja sama ASEAN dan Inggris lewat acara "ASEAN-UK Advancing Creative Economy".
ADVERTISEMENT
Melalui program ini, BC mengundang para perancang kebijakan dan praktisi ahli dari ASEAN dan Inggris di bidang ekonomi kreatif pada Selasa (26/3).
Acara yang diselenggarakan di Ayana Mid Plaza, Jakarta, ini turut dihadiri Direktur British Council untuk Indonesia dan ASEAN, Summer Xia, Duta Besar Inggris untuk ASEAN, Sarah Tiffin dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Salahuddin Uno.
"British Council sangat bangga menjadi partner dari inisiasi kolaborasi ini. Kami telah banyak melakukan kolaborasi dan program secara global yang berkaitan dengan ekonomi kreatif. Kami punya sejarah yang cukup lama di Indonesia dan ASEAN, BC sudah 75 tahun di Indonesia. Kami ingin membantu meningkatkan peningkatan kapasitas para pembuat kebijakan dan praktisi di bidang ekonomi kreatif," jelas Summer Xia dalam wawancara eksklusif bersama media.
Saat ditanya soal kolaborasi festival yang direncanakan oleh ASEAN-Inggris, Summer Xia menyatakan potensinya sangat besar.
ADVERTISEMENT
"Potensi festival di ASEAN ini sudah pasti sangat besar. Lewat program "UK Delegation" kami juga berencana menyeleksi project manager festival dari setiap negara di ASEAN dan bawa ke Inggris untuk belajar langsung seperti apa festival di Inggris, seperti "Edinburgh Fringe Festival", atau “Unlimited festival” yang menampilkan banyak karya dari penyandang disabilitas," tutur Summer.
Merespons hal tersebut, Sandi menekankan pentingnya nilai inklusivitas dalam ekonomi kreatif.
"Kita juga perlu fokus pada inklusivitas ekonomi kreatif. Sebenarnya banyak karya menarik yang justru lahir dari mereka yang mempunyai disabilitas."
"Kementerian kami merupakan salah satu lembaga kementerian pertama di Indonesia dengan lebih dari 50 persen petingginya adalah wanita. Ini menunjukkan bahwa peran perempuan di bidang industri kreatif itu sangat besar, dan diharapkan kebijakan bisa dibentuk untuk merepresentasikan suara perempuan," ungkap Sandi.
Duta Besar Inggris untuk ASEAN, Sarah Tiffin, menyoroti upaya pembuatan program yang sesuai dengan kebutuhan setiap negara dan memperkuat peran perempuan dalam program ASEAN.
ADVERTISEMENT
"Di ASEAN kita juga berusaha membuat program-program yang sesuai dengan kebutuhan setiap negara dan membawa dari Inggris untuk datang dan membantu. Kami juga berusaha membuat peran perempuan banyak berperan di program ASEAN. Pertemuan ini semoga bisa memperkaya pengetahuan bagaimana ASEAN dan Inggris membawa ekonomi kreatif," timpalnya.
"Juga kolaborasi dengan BC, ada beasiswa Women in STEM, khusus untuk perempuan di ASEAN belajar STEM di UK. Diharapkan bisa kembali dan berpartisipasi untuk kemajuan STEM di ASEAN," ungkap Sarah dalam pernyataan terpisah.
Acara yang didukung oleh Kantor Luar Negeri, Persemakmuran, dan Pembangunan Inggris melalui kemitraan dengan Sekretariat ASEAN ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan tentang bagaimana ASEAN dan Inggris dapat bekerja sama dalam mengembangkan ekonomi kreatif.
ADVERTISEMENT