Komit Tangani Stunting, Ita Luncurkan Germas Serentak di 177 Kelurahan Semarang

23 Januari 2023 19:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Plt Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu bersenam bersama jajaran Pemerintah Kota Semarang, Senin (23/1). Foto: Pemkot Semarang
zoom-in-whitePerbesar
Plt Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu bersenam bersama jajaran Pemerintah Kota Semarang, Senin (23/1). Foto: Pemkot Semarang
ADVERTISEMENT
Pelaksana tugas atau Plt Wali kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu bersama seluruh jajaran Pemerintah Kota Semarang mencanangkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) yang dipusatkan di Agrowisata Sodong, Purwosari Kecamatan Mijen, Senin (23/1). Kegiatan ini digelar serentak di 177 kelurahan se-Kota Semarang sekaligus bersamaan dengan peresmian hasil kegiatan OPD tahun 2022.
ADVERTISEMENT
Dalam pengarahannya, perempuan yang akrab disapa Ita tersebut menyampaikan mengenai prioritas pembangunan Kota Semarang tahun 2023, yakni penanganan banjir dari hulu ke hilir serta penanganan stunting.
“Meski banyak yang telah dilakukan, tetapi masih banyak PR karena yang namanya melayani masyarakat tidak akan berhenti,” tegas Ita.
Lebih lanjut, dirinya menuturkan bahwa Germas serentak ini sekaligus sebagai wujud edukasi masyarakat untuk menjaga kesehatan, pemberdayaan diri, dan lingkungan guna mewujudkan ketahanan pangan.
"Guyub rukun hari ini menunjukkan semangat kita bersama memasak menu sehat untuk masyarakat sehat sejahtera. Dimulai dengan kegiatan senam bersama, pemeriksaan kesehatan ibu hamil, balita, dan lansia serta memasak menu sehat bergizi untuk anak-anak," lanjut Ita.
Menurutnya, penanganan stunting tidak hanya difokuskan pada balita melainkan harus dimulai sejak masa kehamilan hingga 1.000 hari pertama tumbuh kembang anak. Karenanya, treatment dan edukasi pun harus diberikan mulai dari ibu hamil sehingga kehamilan dan bayi yang dilahirkan sehat.
ADVERTISEMENT
Ita pun optimis di tahun 2023 ini angka stunting di Kota Semarang ditargetkan tuntas terselesaikan dari angka awal 1.400 menjadi 0 kasus.
"Menu memasak yang dipraktikkan ini mudah dan sehat dengan bahan dasar lokal, tidak harus impor, seperti mi dari wortel atau sorgum bola udang dan lainnya," terang Ita.
Lebih lanjut, Ita menjelaskan berbagai jenis pangan lokal dihasilkan dan ada di Indonesia termasuk di Kota Semarang. Pihaknya juga mendorong kegiatan menanam dan pertanian di wilayah perkotaan atau dikenal dengan urban farming.
Dengan bertanam, lanjutnya, akan menjadi langkah solutif masalah penghijauan, ketahanan pangan dan pengentasan kemiskinan yang saling terkait satu sama lain.
Dalam waktu dekat, tepatnya 28 Januari mendatang, juga akan diadakan gerakan menanam bersama masyarakat. Menanam dapat dilakukan di mana saja termasuk lahan idle ataupun menggunakan polybag. Dengan menanam, harapannya dapat mengurangi ketergantungan pada pasar minimal terpenuhinya kebutuhan lokal.
ADVERTISEMENT