Komnas HAM Koordinasi dengan Panglima TNI, Usut Pembunuhan PNS Bapenda Semarang

28 Oktober 2022 14:18 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Komisioner Komnas HAM RI, Beka Ulung Hapsara menjawab pertanyaan wartawan di Gedung Komnas HAM, Jakarta, Jum'at (5/8). Foto: Zamachsyari/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Komisioner Komnas HAM RI, Beka Ulung Hapsara menjawab pertanyaan wartawan di Gedung Komnas HAM, Jakarta, Jum'at (5/8). Foto: Zamachsyari/kumparan
ADVERTISEMENT
Komnas HAM mendatangi Polrestabes Semarang terkait kasus pembunuhan terhadap PNS Bapenda Kota Semarang, Paulus Iwan Boedi.
ADVERTISEMENT
Komnas HAM berjanji akan membantu polisi mengungkap kasus yang masih gelap ini.
Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara mengatakan, mereka akan membantu polisi untuk mengungkap fakta peristiwa. Komnas HAM juga akan berkoordinasi dengan instansi terkait.
"Komnas HAM tentu saja berkomitmen untuk ikut membantu penanganan kasus ini supaya terang. Kedua Komnas HAM juga akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, supaya mencari jalan apa yang sudah dilakukan oleh teman-teman Polrestabes Semarang ini supaya bisa berjalan," kta Beka di Mapolrestabes, Jumat (28/10).
Suasana misa memperingati 40 hari wafatnya Paulus Iwan Boedi Prasetijo, PNS Bapenda Kota Semarang yang tewas dibunuh di Gereja Santa Maria Fatima Banyumanik Semarang, Jumat (14/10/2022). Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
Beka menyebut, Komnas HAM akan berkoordinasi dengan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa terkait dugaan adanya keterlibatan dua oknum prajuritnya dalam kasus ini. Jika terbukti, keduanya harus ditindak.
"Komnas HAM akan koordinasi dengan Panglima (TNI), supaya Panglima kalau memang ada keterlibatan oknum TNI bisa ditindak lanjuti. Tidak hanya dengan Panglima TNI ada pihak-pihak lain yang diperlukan kita akan koordinasi," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Meski menemukan banyak kendala, Komnas HAM meyakini polisi akan mengungkap kasus ini seterang-terangnya sehingga keluarga korban mendapatkan keadilan.
"Terkait kendala kan begini ada beberapa pihak yang masih belum memberikan keterangan itu yang akan juga didalami diupayakan oleh teman-teman Polrestabes. Kemudian soal koordinasi tentu ini kan kombinasi menghadirkan saksi-saksi tambahan atau saksi yang lain ini diperlukan. Ini akan segera diupayakan. Kami percaya kepolisian bisa menuntaskan kasus ini dengan baik," ungkap Beka.
Lebih lanjut, Komnas HAM meminta kepada pihak yang mengetahui peristiwa ini untuk memberikan informasi kepada kepolisian. Jangan sampai ada obstruction of justice atau upaya perintangan penyidikan dalam kasus ini.
"Tentu saja keluarga almarhum Iwan Boedi mengharapkan keadilan datang secepatnya. Tentu saja kita harus mampu membantu teman-teman kepolisian untuk segera menuntaskan kasus ini. Kalau ada informasi saya kira penting untuk disampaikan kepolisian supaya tidak menjadi obstruction of justice oleh siapa pun begitu," kata Beka.
ADVERTISEMENT
Andika Perkasa sebelumnya mengungkap ada 3 anggota TNI diperiksa terkait kasus itu. Salah satu di antaranya merupakan anggota Polisi Militer.
"Ada dari Polisi Militer. Itu betul. Inisialnya kami agak lupa, tapi kebetulan ada 3 [anggota]," ucap Andika kepada wartawan di sela menghadiri acara di kampus UGM, Sleman, DIY, Rabu (12/10).
"Kita belum menyimpulkan ke situ (dugaan terlibat), tapi kita sebut person of interest atau mereka-mereka yang kami ingin dalami," tegasnya.
Sejauh ini ketiga orang menyangkal keterlibatan mereka pada kasus pembunuhan yang terjadi pada bulan Agustus 2022 itu.
Andika menegaskan pihaknya belum berani menyimpulkan apakah 3 anggota TNI ini benar terlibat dalam kasus pembunuhan itu. Namun ia berjanji bakal terus memantau kasus ini.
Panglima TNI Andika Perkasa tiba di DPR untuk rapat kerja dengan Komisi I, Senin (26/5/2022). Foto: Zamachsyari/kumparan