Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Gagasan bahwa hewan prasejarah ini telah bergerak satu langkah lebih dekat ke kepunahan sebagian karena perubahan iklim sangat menakutkan," kata Andrew Terry, direktur konservasi di Zoological Society of London, dalam forum International Union for the Conservation of Nature (IUCN), dikutip dari Reuters, Minggu (5/9).
Komodo dapat ditemukan di Taman Nasional Komodo, NTT, yang terdaftar sebagai Warisan Dunia. Komodo juga ditemukan di Pulau Flores dan sekitarnya.
Dalam catatan IUCN, naiknya permukaan laut diperkirakan akan menyusutkan habitat kecil Komodo setidaknya 30 persen dalam 45 tahun ke depan.
Selain perubahan iklim, penyebab Komodo terancam punah datang dari ulah tangan manusia yang tidak bertanggung jawab serta eksplorasi yang mengancam habitat dari Komodo itu sendiri.
ADVERTISEMENT
IUCN menyatakan sekitar 28 persen dari 138.000 spesies saat ini masuk dalam kategori terancam punah. Komodo termasuk salah satunya. Hal tersebut tak terlepas dari aktivitas destruktif dari manusia.
Hilangnya habitat karena eksploitasi berlebihan dan perdagangan ilegal, menjadi penyebab merosotnya populasi satwa liar. Perubahan iklim juga dinilai merupakan ancaman yang nyata.
Di sisi lain, ada kabar baik dari spesies tuna. Populasi empat spesies tuna yang banyak ditangkap secara komersial menunjukkan tanda-tanda pemulihan habitatnya di alam.
Hal tersebut dikarenakan penerapan kuota tangkapan dan pemberantasan illegal fishing telah menunjukkan tanda-tanda keberhasilan. Prospek tuna dinilai membaik.
Tuna sirip biru Atlantik misalnya, yang dihargai tinggi sebagai bahan pembuatan sushi seharga ribuan dolar, kini lompat dari posisi terancam punah masuk ke zona aman. Peningkatan juga terjadi pada tuna sirip biru selatan, albacore dan tuna sirip kuning.
ADVERTISEMENT
Pemulihan tuna ini disebut luar biasa. Hal ini menunjukkan upaya konservasi dan menegakan kuota penangkapan ikan selama dua dekade terakhir menunjukkan hasil yang baik.
“Ini menunjukkan bahwa konservasi berhasil dan dapat memberi manfaat bagi spesies,” kata Craig Hilton-Taylor, kepala unit Daftar Merah IUCN, dari kota Prancis Marseilles.