Kongo Mulai Vaksinasi Cacar Monyet Imbas Korban Tewas Tembus 859 Jiwa

6 Oktober 2024 16:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alingo Likaka Manasse, kepala perawat di Pusat Kesehatan Yalanga, memeriksa luka di tangan Lituka Wenda Dety (41) yang menderita cacar monyet, di Yakusu, Tshopo, Republik Demokratik Kongo, Minggu (2/10/2022).  Foto: Arlette Bashizi/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Alingo Likaka Manasse, kepala perawat di Pusat Kesehatan Yalanga, memeriksa luka di tangan Lituka Wenda Dety (41) yang menderita cacar monyet, di Yakusu, Tshopo, Republik Demokratik Kongo, Minggu (2/10/2022). Foto: Arlette Bashizi/Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah Republik Demokratik Kongo (DRC) memulai vaksinasi mpox atau cacar monyet setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan wabah ini sebagai keadaan darurat global pada Agustus lalu.
ADVERTISEMENT
Vaksinasi dimulai di kota Goma, Provinsi Kivu Utara, salah satu wilayah yang paling terdampak.
Dikutip dari Guardian, rumah sakit dan petugas kesehatan di sana berjuang mengatasi peningkatan kasus yang mencapai tingkat kritis.
Sebanyak 265 ribu dosis vaksin yang didonasikan oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat mulai diberikan kepada populasi berisiko tinggi dan petugas kesehatan di garis depan. Vaksinasi ini menjadi langkah penting dalam menahan penyebaran jenis mpox yang diduga lebih menular.
DRC tercatat sebagai negara dengan jumlah kasus cacar monyet tertinggi di Afrika, dengan lebih dari 30 ribu kasus dan 859 kematian sepanjang 2024.
Foto yang disediakan oleh MSF (Doctors Without Borders) tertanggal 31 Mei 2023 ini menunjukkan petugas kesehatan mengedukasi anak-anak mengenai gejala penyakit cacar air di Goma, Kongo. Foto: AP Photo
Menurut data, lebih dari 80 persen kasus dan 99 persen kematian akibat cacar monyet di benua tersebut terjadi di DRC. Kasus ini menyebar di 26 provinsi dan sebagian besar korban adalah anak-anak di bawah 15 tahun.
ADVERTISEMENT
Namun, Menteri Kesehatan DRC, Roger Kamba, menjelaskan bahwa vaksin yang diberikan saat ini hanya ditujukan untuk orang dewasa, khususnya populasi berisiko tinggi dan pekerja kesehatan.
Kepala staf Menteri Kesehatan, Muboyayi Chikayal, menyatakan vaksinasi terhadap tenaga medis telah diprioritaskan untuk mengurangi penyebaran lebih lanjut.
Lebih lanjut, Kamba mengungkapkan bahwa DRC akan segera menerima tambahan 3 juta dosis vaksin yang disetujui untuk digunakan pada anak-anak. Vaksin itu diharapkan tiba dari Jepang dalam beberapa hari mendatang.