Korban Jiwa Akibat Gempa 7,6 M Jepang Meningkat Jadi 161 Orang

8 Januari 2024 12:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas pemadam kebakaran memeriksa rumah-rumah kayu yang runtuh di Wajima, prefektur Ishikawa, Jepang pada Selasa (2/1/2024). Foto: Kazuhiro Nogi/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Petugas pemadam kebakaran memeriksa rumah-rumah kayu yang runtuh di Wajima, prefektur Ishikawa, Jepang pada Selasa (2/1/2024). Foto: Kazuhiro Nogi/AFP
ADVERTISEMENT
Jumlah korban jiwa akibat gempa bumi dahsyat 7,6 magnitudo yang mengguncang Jepang saat Tahun Baru 2024 bertambah menjadi 161 orang, Senin (8/1). Angka ini meningkat dari laporan sebelumnya di akhir pekan lalu, yaitu 126 orang.
ADVERTISEMENT
Adapun jumlah korban jiwa diprediksi bakal terus bertambah, seiring dengan masih berlangsungnya proses pencarian korban — yang saat ini memasuki hari ke-8 dan ribuan orang lainnya dilaporkan masih belum bisa mendapatkan pertolongan.
Dikutip dari AFP, pihak berwenang mengatakan, sebanyak 103 orang sampai sekarang masih hilang di bawah reruntuhan bangunan atau hanyut tersapu gelombang tsunami lebih dari satu meter di Prefektur Ishikawa.
Hingga Minggu (7/1), seminggu pascagempa, lebih dari 2 ribu orang masih terjebak dan belum dapat menerima pertolongan gara-gara jalanan tertimbun tanah longsor yang juga diakibatkan gempa.
Petugas pemadam kebakaran memeriksa rumah-rumah kayu yang runtuh di Wajima, prefektur Ishikawa, Jepang pada Selasa (2/1/2024). Foto: Kazuhiro Nogi/AFP
Tak berhenti di situ, akses pertolongan pun terhambat akibat salju setebal lebih dari 10 cm yang saat ini menyelimuti Semenanjung Noto — wilayah pesisir paling terdampak gempa, yang mencakup Prefektur Ishikawa.
ADVERTISEMENT
"Hujan selama berhari-hari meningkatkan risiko tanah longsor lebih lanjut, sementara salju tebal yang baru turun dapat menyebabkan lebih banyak bangunan runtuh karena beratnya," demikian bunyi peringatan otoritas setempat.
Sekitar 18 ribu rumah di Prefektur Ishikawa sampai sekarang belum mendapatkan akses listrik seminggu pascagempa, sementara lebih dari 66.100 lainnya belum mendapatkan akses ke air bersih.
Di tenda-tenda penampungan, korban selamat gempa pun memiliki nasib yang sama. Mereka kesulitan memperoleh air bersih, listrik, dan penghangat di tengah cuaca dingin ini.
Foto udara kerusakan usai gempa di prefektur Ishikawa, Jepang, Selasa (2/1/2024). Foto: Kyodo/via REUTERS
Sehubungan dengan segala kesulitan yang ada, Gubernur Ishikawa Hiroshi Hase, berkomitmen untuk mencegah meningkatnya korban jiwa dengan cara memperbaiki fasilitas di penampungan dan terus menggencarkan proses evakuasi korban terjebak reruntuhan.
ADVERTISEMENT
"Kematian akibat bencana harus dicegah dengan cara apa pun. Saya ingin memperbaiki lingkungan yang buruk di tempat penampungan," ujar Hase pada Minggu (7/1), kepada media lokal NHK.
"Prioritas pertama adalah menyelamatkan orang-orang yang berada di bawah reruntuhan, dan menjangkau masyarakat yang terisolasi," sambung dia.
Saat ini, kata Hase, pemerintah setempat telah mengerahkan usaha terbaik seperti melibatkan helikopter polisi dan pemadam kebakaran, serta tim penyelamat darat yang menjangkau para korban di berbagai lokasi terisolir.